Total Tayangan Halaman

Rabu, 25 Januari 2012

ANALISIS BUKU SEJARAH BANYUMAS







ANALISIS KARYA SEJARAH


Judul Buku                  :   Sejarah Banyumas
Disusun Oleh             :   1.   Drs. S. Adisarwono
2.      Bambang S. Purwoko, BA
Penerbit                       :   UD. Satria Utama, Purwokerto, Banyumas.
Tahun Terbit                :   1992
Tebal Halaman            :   90 halaman
   Cover Sampul             :  Desain gambar keraton ‘Si Panji’ dengan payung   kebesarannya, berlatar belakang menjulang gunung Slamet dengan cahaya sinar variasi kuning dan biru.




                                                             Membaca karya sejarah / riwayat atau babad suatu daerah apalagi daerah kelahirannya, adalah merupakan sesuatu yang menyenangkan. Lebih-lebih apabila riwayat itu diwarnai atau dibumbui cerita-cerita rakyat (volklore) yang imajinatif dan legendaris sehingga kita seolah-olah menghayati peristiwa yang sesungguhnya.

 

Sebaliknya, membaca karya sejarah akan membosankan bila penyajian karya tersebut tidak kronologis dan terkesan sebagai kumpulan informasi-informasi/ pengetahuan  sejarah sehingga terkesan kering.

            Buku karya Sejarah berjudul Sejarah Banyumas  ditulis oleh sosok pejabat pemerintah daerah setempat  yang bernama  Drs. Adisarwono dan Bambang S. Purwoko, BA. Mereka ternyata bukan dari latar belakang keilmuan disiplin sejarah, artinya bukan sejarahwan, hanya sebatas pemerhati atau peminat sejarah.  Hebatnya, buku ini  merupakan buku acuan wajib muatan lokal pada pendidikan dasar di Kabupaten Banyumas. Dengan demikian, buku ini hampir di setiap SD/ MI dan SMP/ MTs di Kabupaten Banyumas dapat ditemukan.  
            Gambaran utuh buku ini tercermin pada kandungan daftar isi buku agar dapat menganalisis secara konprehensif dari berbagai segi. Rencana menganalisis buku Sejarah Banyumas ini meliputi analisis dari segi  :
  1. Isi, meliputi : struktur, fungsi dan materi
  2. Sumber meliputi analisis sumber  primer, sekunder atau tersier
  3. Metode, terkait dengan penggunaan ilmu-ilmu  sosial dan menganalisis faktor.
Daftar isi buku Sejarah Banyumas ini ditulis atau disalin  sebagaimana aslinya adalah sebagai berikut   :
Kata Pengantar
Daftar Isi
  • Tragedi di Hari Sabtu Pahing
  • Kabupaten Wirasaba dibagi Empat
  • Kabupaten Banyumas (Didirikan pada tahun 1582)
  • Raden Tumenggung Yudonegoro III di Angkat Menjadi Patih di Yogyakarta
  • Raden Ngabei Cokrowadono
  • Kabupaten Banyumas Dipecah Menjadi Dua Bagian
  • Pendopo “Si Panji”
  • Para Adipati/ Bupati yang Bergantian Menjabat di Kabupaten Banyumas
  • Hari Jadi Kabupaten Banyumas dan Risalah Singkat Sejarah Banyumas
  • Hari Jadi Kabupaten Banyumas telah Dikukuhkan dengan : Peraturan Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 Tahun 1990 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas.
  • Risalah Sekitar Hari Jadi Kabupaten Banyumas
  • Monografi Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas
  • 5 Penajaman Prioritas Pembangunan Kabupaten Banyumas
  • 7 Masalah Pokok yang Dihadapi Kabupaten Banyumas
  • 10 Jalur Komunikasi sebagai Sarana Penyebaran Informasi di Kabupaten Banyumas Dati II Banyumas.
  • Tekad Pemerintah Kabupaten Dati II Banyumas dalam Tahun 1992 – 1993, dicanangkan sebagai “Tahun Pemacu Peningkatan Disiplin”.
  • Potensi Kabupaten Banyumas
  • Motto Kabupaten Banyumas – Purwokerto
  • Arti dan Sasaran
  • Tujuan

B.   Analisis Isi
      a.   Struktur
            Buku Sejarah Banyumas yang hanya memiliki 90 halaman ini mencoba mensarikan sejarah Banyumas dari masa mitos sampai era penguasa dimana buku ini diterbitkan, tahun 1992. Temporal dan spasial penulisan karya sejarah ini tidak tegas. Banyumas, sebagai spasial lokalnya baru sebatas tema yang tidak lepas dari wilayah sejarah Mataram, Karesidenan Banyumas dan baru lingkup Kabupaten Banyumas. Kecenderungan penyajian bersifat deskritif-naratif,   hanya mengangkat tema-tema atau informasi sejarah yang masih diragukan keakuratannya, karena tidak mencantumkan sumber data.  Susunan daftar isi bila dicermati, dari strukturnya kurang sistematis, tidak mengikuti aturan tata tulis sebagai mana lazimnya suatu karya sejarah yang dibukukan  dan terkesan mengangkat tema sepotong-sepotong, kronologis temporalnya terlampau jauh.
                        Buku ini walaupun berjudul Sejarah Banyumas, berdasar strukturnya belum layak dikategorikan sebagai karya sejarah. Pemaparannya sangat deskriptif, subyektif dan ambisius politis. Tampaknya penulis buku ini belum mengenal metodologi penulisan sejarah, sangat subjektif, membawa misi politis, dengan kata lain penulis yang notabene pejabat pemerintah daerah setempat itu masih sangat amatir.   Buku ini mengungkapkan pengetahuan sejarah namun sama sekali belum bisa menghilangkan unsur mitis, epos dan fiksi.  Kajian sumber terlihat diabaikan apalagi untuk mengkritisi sumber.
                        Struktur isi buku ini secara keseluruhan memuat mitos, simbolik, unsur estetik, rekaan, sejarah, kultur, tata pemerintahan dan kehidupan pada masanya, namun tidak memperhatikan kaidah penulisan karya sejarah secara ilmiah. Penulis hanya mengemban misi bahwa buku ini dapat memberi gambaran tentang keberadaan Kabupaten Banyumas, tidak lebih. Harapan ini tersurat pada kata pengantar penulis dalam buku ini. Lebih lanjut disebutkan bahwa melalui buku Sejarah Banyumas ini, masyarakat terutama generasi muda dapat mengetahui struktur dan sistem pemerintahan daerah pada masa silam.

            b.   Fungsi
                        Buku Sejarah Banyumas ini lahir karena target untuk disajikan dalam rangka memperingati Hari jadi Kabupaten Banyumas yang ke 411 ( 1582-1993). Dengan demikian, fungsi buku pesanan pemerintah daerah ini mencakup :
1.      Catatan segala peristiwa, adat-istiadat dan peraturan pemerintah daerah Banyumas
2.      Melestarikan riwayat atau sejarah Banyumas dalam bentuk buku, sehingga generasi penerus dapat mempelajari.
3.      Memberi gambaran utuh namun singkat tentang keberadaan Kabupaten Banyumas.
4.      Referensi Kurikulum Muatan Lokal Kabupaten Banyumas.
           
            c.   Materi
            Muatan materi buku Sejarah Banyumas sangat bervariasi, mengingat temporalnya begitu panjang. Buku ini berangkat dari cerita mitis dengan tema Tragedi di Hari Sabtu Pahing. Hikmah cerita ini melahirkan kepercayaan yang sangat diyakini masyarakat Banyumas tentang keramatnya hari Sabtu Pahing, rumah “Balai Malang” dan makanan “pindang Banyak”.
Informasi sejarah berikut yang  bersumber dari babad adalah tentang Kabupaten Wirasaba dibagi Empat. Salah satunya adalah Kabupaten Banyumas (yang konon didirikan pada tahun 1582). Buku ini kemudian berturut-turut menceritakan tema tentang Raden Tumenggung Yudonegoro III di Angkat Menjadi Patih di Yogyakarta, Raden Ngabei Cokrowadono, Kabupaten Banyumas Dipecah Menjadi Dua Bagian, dan Pendopo “Si Panji”.
Silsilah penguasa pun disajikan, para Adipati/ Bupati bergantian secara kronologis  menjabat di Kabupaten Banyumas. Namun setelah ini tema yang diangkat dalam buku ini tiba-tiba kilas balik kembali membahas hari jadi Kabupaten Banyumas dan Risalah Singkat Sejarah Banyumas. Pada tema khusus juga memunculkan perda tentang hari jadi Kabupaten Banyumas. Hari Jadi Kabupaten Banyumas telah Dikukuhkan dengan : Peraturan Daerah Tingkat II Banyumas Nomor 2 Tahun 1990 tentang Penetapan Hari Jadi Kabupaten Daerah Tingkat II Banyumas.
Risalah Sekitar Hari Jadi Kabupaten Banyumas menambah kemandegan kronologis paparan sejarah dalam buku ini, yang semestinya baik perda, risalah, monografi Kabupaten Banyumas masuk lampiran buku ini. Program pemerintah Kabupaten Banyumas juga mendapat tempat pada tema tersendiri di buku ini seperti ; 5 Penajaman Prioritas Pembangunan Kabupaten Banyumas, 7 Masalah Pokok yang Dihadapi Kabupaten Banyumas, 10 Jalur Komunikasi sebagai Sarana Penyebaran Informasi di Kabupaten Banyumas Dati II Banyumas. Tekad Pemerintah Kabupaten Dati II Banyumas dalam Tahun 1992 – 1993, dicanangkan sebagai “Tahun Pemacu Peningkatan Disiplin”.
Potensi Kabupaten Banyumas, Motto Kabupaten Banyumas – Purwokerto dibahas pada tema akhir buku ini disertai dengan  arti dan sasaran serta tujuan. Inilah buku persembahan hari jadi Kabupaten Banyumas yang ke 411 ( 1582-1993).

C.   Analisis Sumber
            Sumber sejarah merupakan informasi yang baik dalam penulisan sejarah. Tanpa sumber sejarah akan sulit mewujudkan cerita sejarah. Itulah sebabnya sumber sejarah sangat penting karena memberi informasi masa lampau kehidupan manusia (human being) sehingga sejarah dikatakan human history.
            Buku Sejarah Banyumas tidak mencantumkan sumber sejarah, sehingga secara ilmiah buku ini kurang bisa dipertanggung-jawabkan. Melihat muatan materinya sumber cenderung dari informasi lisan, babad dan dokumen. Analisis sumber di sini dengan demikian tidak perlu repot-repot melihat dan mengkaji sisi sumber primer, sumber sekunder maupun sumber tersier. Kelayakan buku ini sebagai karya sejarah sangat diragukan. Buku seperti ini ternyata lolos dijadikan sebagai acuan kurikulum muatan lokal Kabupaten Banyumas.

D.    Analisis Metode
Metodologi sejarah merupakan cara yang terbaik secara ilmiah bagi sejarahwan untuk melihat kebenaran sejarah. Padahal kebenaran sejarah sangat bertumpu pada banyak sedikitnya sumber sejarah, oleh akrena itu di sini penting dilakukan trianggulasi sumber dan metode.
Pada buku Sejarah Banyumas sangat miskin sumber, bahkan bias, sedangkan metode yang digunakan jauh dari tahapan metodologi sejarah. Dengan demikian buku yang terkesan kumpulan informasi ini diproduk tidak secara ilmiah. Orang membaca buku ini kesan pertama adalah cerita fiksi berupa legenda yang dikaitkan dengan silsilah penguasa Banyumas. Bobot keilmuannya tidak nampak, sebatas informasi, itupun diragukan kebenarannya. Sampai saat ini tanggal hari jadi Kabupaten Banyumas, pendiri dan riwayat Banyumas  masih dalam perdebatan.
Terkait dengan ilmu-ilmu sosial, penulisan buku ini tampak tertutup, Hal ini terlihat bahwa tema yang diangkat dalam buku ini cenderung didominasi oleh tema politik. Tradisi Banyumas, tema sosial dan tema ekonomi tidak mendapat porsi. Penulis buku ini mencoba mendekatkan era yang panjang, sehingga deskripsinya bersifat kronik. Apalagi dibebani untuk memasukkan visi, misi dan program pemerintah Kabupaten Banyumas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sehingga buku Sejarah Banyumas cukup memprihatinkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi produk buku ini adalah   :
1.        Sumber daya manusianya, dalam hal ini  yang menulis atau penyusunnya kurang membidangi historiografi dan metodologi sejarah.
2.        Sejarah lokal, khususnya Banyumas sangat minim sumber sejarah.
3.        Biaya proyek dan pesanan pemerintah setempat yang memiliki misi tertentu.
4.        Kurang melibatkan sejarahwan lokal Kabupaten Banyumas.

E.   Kesimpulan    
            Buku Sejarah Banyumas setelah dikaji dari segi isi, fungsi dan sumber serta metode masih sangat jauh bila dikatakan sebagai karya sejarah. Sistematika buku ini menyalahi kaidah penulisan. Konten atau muatan materi buku ini merupakan kumpulan tema-tema yang kurang bisa dipertanggung-jawabkan karena tidak mencantumkan sumber. Metode yang digunakan sekedar menjajarkan informasi cerita sejarah dari temporal era mitos sampai kekinian.
            Dengan demikian buku Sejarah Banyumas perlu ditinjau kembali, baik struktur, temporal, spasial, muatan materi dan sumber. Metodologi sejarah bila ditangan yang tepat dalam penyusunan sejarah Banyumas, nantinya akan menghasilkan karya sejarah yang bisa dipertanggung-jawabkan dan layak untuk kepentingan akademik. Standar untuk referensi ataupun acuan kurikulum muatan lokal Kabupaten Banyumas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar