Sekitar pukul 21.00 WIB Soekarno-Hatta sudah sampai di Jakarta. Anggota
PPKI semula sudah diundang untuk bersidang pada pukul 10.00 WIB, tetapi tidak
dapat dilaksanakan, karena ketuanya Soekarno tidak ada. Undangan dilakukan lagi
untuk berapat di rumah Laksamana Muda Maeda, Jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Pihak mahasiswa menunjuk Chairul saleh dan Sukarni untuk mewakili mereka dalam
rapat tersebut. Laksamana Muda Maeda menawarkan rumahnya untuk berapat, karena
rumah tersebut mempunyai hak imunitas terhadap Angkatan Darat Jepang.
Dengan demikian apabila Gunsei dan Kenpeitainya hendak mengambil
tindakan untuk mencegah kemerdekaan Indonesia, mereka yang berada di rumah
Maeda tetap aman. Dalam kondisi demikian, peran Laksamana Maeda cukup penting.
Pada saat-saat yang genting, Maeda menunjukkan kebesaran moralnya, bahwa
kemerdekaan merupakan aspirasi alamiah
dan hak dari setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia.
Laksamana Muda Maeda tahun 1973 menerima penghargaan Bintang Jasa
Nararya dari pemerintah Indonesia yang diserahkan oleh Duta Besar RI untuk
Jepang ( Antonius Joseph Witono ). Penghargaan tersebut diberikan karena
jasanya pada masa perang kemerdekaan.
Di tempat kediaman Laksamana Muda Maeda Jl. Imam Bonjol No. 1 Jakarta,
tanggal 16 Agustus 1945 malam hari sampai tanggal 17 Agustus 1945 dini hari
dirumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Mereka yang terlibat secara langsung
dalam perumusan tersebut diantaranya:
1. Achmad Soebardjo mengusulkan konsep kalimat
pertama yang berbunyi: “ Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan
kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi: “ Kami bangsa Indonesia
dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”
2. Soekarno mengajukan konsep kalimat kedua yang
bunyinya:” Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain akan
diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam temo yang
sesingkat-singkatnya”.
3. Mohammad Hatta menggabungkan kedua kalimat di
atas dan disempurnakan sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang kita
miliki.
Setelah rumusan teks proklamasi selesai muncul permasalahan, siapa yang
menandatangani? Soekarno mengusulkan agar semua yang hadir dalam rapat tersebut
menandatangani naskah proklamasi sebagai” Wakil-wakil Bangsa Indonesia”. Usulan
Soekarno tidak disetujui para pemuda sebab sebagian besar yang hadir adalah
anggota PPKI dan PPKI dianggap sebagai badan bentukan Jepang. Kemudian Sukarni
menyarankan agar Soekarno-Hatta yang menandatangani atas nama bangsa Indonesia.
Saran dan usulan Sukarni diterima. Langkah selanjutnya Soekarno minta kepada
Sayuti Melik untuk mengetik konsep teks proklamasi dengan beberapa perubahan,
kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta. Perubahan-perubahan tersebut
meliputi :
2.
Wakil-wakil bangsa Indonesia diubah menjadi “ Atas nama
Bangsa Indonesia”
3.
Tulisan “ Djakarta, 17-8-’05 “ diubah menjadi Djakarta,
hari 17 Boelan 8 tahun “05.
Naskah hasil ketikan Sayuti Melik inilah merupakan naskah proklamasi
yang autentik. Malam itu juga diputuskan bahwa naskah Proklamasi akan dibacakan
pukul 10.00 pagi di lapangan Ikatan Atletik Indonesia atau lebih dikenal
lapangan Ikada, Gambir. Tetapi oleh karena ada kemungkinan timbul bentrokan
dengan pasukan Jepang yang terus berpatroli, akhirnya di ubah di tempat
kediaman Soekarno Jl. Pegangsaan Timur
56 Jakarta.
Sejak pagi hari tanggal 17 Agustus 1945 kediaman Ir. Soekarno
Pegangsaan Timur 56 Jakarta telah diadakan berbagai persiapan untuk menyambut
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Kurang lebih pukul 09.55 WIB Drs. Mohammad
Hatta telah datang dan langsung menemui Ir. Soekarno. Sebelum Proklamasi
Kemerdekaan dibacakan, pukul 10.00 WIB Soekarno menyampaikan pidatonya, yang berbunyi:
Saudara-saudara
sekalian!
Saja sudah
minta saudara-saudara hadlir disini untuk menjaksikan satu peristiwa maha
penting dalam sejarah kita.
Berpuluh-puluh tahun
kita bangsa Indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan
telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan
kita itu ada naik dan ada turunnya, tetapi djiwa kita tetap menudju ke arah
tjita-tjita.
Djuga di
dalam djaman Djepang , usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak
henti-henti. Di dalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjandarkan
diri kepada meraka. Tetapi pada hakekatnya, tetap kita menjusun tenaga kita
sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan kita sendiri.
Sekarang
tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di
dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam
tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnja.
Maka kami,
tadi malam telah mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia,
dari seluruh rakjat Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat,
bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita.
Saudara-saudara!
Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu.
Dengarlah
proklamasi kami.
PROKLAMASI
Kami bangsa Indonesia
dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,
diselenggarakan dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta,
hari 17 boelan 8 tahoen ‘05
Atas
nama bangsa Indonesia,
Soekarno/ Hatta
Kita
sekarang telah merdeka!
Tidak ada
satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita bangsa kita!
Mulai saat ini kita menyusun
Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia, merdeka, kekal abadi.
Insya
Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu!
Demikianlah teks proklamasi
kemerdekaan telah dibacakan oleh Soekarno.
Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks
proklamasi kemerdekaan sebagai berikut:
Ø
Pembacaan Proklamasi oleh Ir. Soekarno
Ø
Pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat
Ø
Sambutan Wali kota Suwirjo dan dr. Muwardi
Setelah dibacakan teks Proklamasi, maka telah lahir
Republik Indonesia. Suatu peristiwa yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah
terjadi. Perisitiwa yang sangat lama dinantikan oleh segenap lapisan
masyarakat, tetapi membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai harganya.
Naskah proklamasi Kemerdekaan ini berupa konsep yang
dirumuskan oleh Soekarno, Hatta dan
Ahmad Soebardjo, ditulis oleh Bung Karno sendiri, pada dini hari,
hari Jum’at Tanggal 17 Agustus 1945 di
rumah kediaman Laksamana Muda Maeda. Sesudah dirumuskan, maka naskah Proklamasi Kemerdekaan itu diketik
oleh Sayuti Melik, kemudian atas
permintaan para pemuda, hanya di
tandatangani oleh Soekarno - Hatta
sebagai wakil bangsa Indonesia. Teks Proklamasi
Kemerdekaan yang diketik ini mempunyai nilai otentik. Pada jaman pendudukan
Jepang dipakai tahun Showa (Jepang), yaitu tahun Showa 2605 sama dengan tahun Masehi 1945.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar