Total Tayangan Halaman

Jumat, 20 Januari 2012

MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF




A.   PENDAHULUAN
            Mengajar, menurut Joyce dan Weil pada hahehatnya adalah membantu siswa memperoleh informasi, ide, ketrampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya dan cara-cara belajar bagaimana belajar (Sugiyanto, 2007: 3). Tujuan akhir pembelajaran adalah membantu siswa mencapai kemampuan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan efektif. Pencapaian hal tersebut perlu kerangka pembelajaran secara konseptual yang menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Kerangka pembelajaran ini sering dikenal sebagai model pembelajaran.
            Model pembelajaran menurut Winata Putra sebagaimana dikutip oleh Sugiyanto ( 2007 : 3), adalah merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu  dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
            Ada banyak model, pendekatan atau strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha mengoptimalkan hasil belajar siswa. Pada konten makalah ini akan mengulas 4 model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kontekstual, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Quantum dan model pembelajaran terpadu.

B.   MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
Kontekstual (Contextual Theaching and Learning) adalah model pembelajaran yang diharapkan mampu memberikan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan, karena siswa belajar sesuai konteksnya. Landasan Filosofis : adalah konstruktivisme yaitu belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, siswa harus mengkonstruksi pengetahuan di benak sendiri. Prinsip pembelajaran constektual  adalah Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi ‘sesuatu’ yang harus dikonstruksi sendiri oleh siswa. Anak belajar dari mengalami sendiri, mengonstruksi pengetahuan, kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Tugas guru mengatur strategi belajar, membantu menghubungkan pengetahuan lama dan baru, dan memfasilitasi belajar (Depdiknas. 2002 : 4).
Hakekat  Pembelajaran Kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pembelajaran ini melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif, yakni  :
  1. Konstruktivisme (Constructivism)
  2. Bertanya (Questioning)
  3. Menemukan (Inquiri)
  4. Masyarakat  belajar (Learning Community)
  5. Pemodelan (Modeling)
  6. Refleksi (Reflecting)
  7. Penilaian sebenarnya (Authentic Assesment)

Ciri-Ciri Kontekstual dalam pembelajaran mata pelajaran apapun dengan mudah untuk dikenali. Indikator bahwa kelas sedang melakukan proses pembelajaran kontekstual adalah  :
  1. Pengalaman Nyata
  2. Kerjasasama,
  3. Saling menunjang.
  4. Gembira, bergairah.
  5. Terintegrasi
  6. Menggunakan berbagai sumber
  7. Aktif dan kritis
  8. Menyenangkan
  9. Sharing
  10. Guru kreatif
Langkah –langkah dalam pembelajaran kontekstual tidaklah rumit. Untuk mengubah paradigma yang semula pembelajaran berpusat pada guru kemudian beralih pada siswa, pada awalnya terkesan sulit. Namun, setelah persiapan matang dan terbiasa, pembelajaran lebih praktis, efektif dan menyenangkan. Langkah sederhana dalam pembelajaran kontekstual sebagai contoh  :
  1. Kembangkan pemikiran, bekerja sendiri, menemukan sendiri, mengkonstruksi sendiri
  2. Inquiri semua topik
  3. Kembangkan bertanya
  4. Belajar kelompok
  5. Modeling
  6. Refleksi akhir
  7. Beri penilaian
Konstruktifisme berpendapat bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas (sempit), dan tidak sekonyong-konyong. Strategi di sini lebih diutamakan dibandingkan seberapa banyak siswa memperoleh dan mengingat pengetahuan.

C.   MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING
Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) adalah menurut Isjoni ( 12-13) adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Pembelajaran yang secara sadar dan sengaja ini menghubungkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan dan kesalah pahaman yang dapat menimbulkan per musuhan sebagai latihan di masyarakat. Landasan historisnya adalah pembelajaran yang menekankan penciptaan interaksi yang asah asih asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community).
Ciri-ciri pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif adalah adanya ketergantungan positif, interaksi tatap muka atau secara langsung, akuntabilitas atau rasa tanggung jawab secara individual, dan adanya ketrampilan menjalin hubungan antar pribadi.  Senada dengan pendapat Slavin ( Isjoni, 2007 : 21) ada tiga konsep sentral yang menjadi karakteristik cooperative learning, yaitu penghargaan kelompok, pertanggungjawaban individu dan kesempatan yang sama untuk berhasil. Keuntungan model pembelajaran ini adalah membentuk siswa memiliki kompetensi yang baik dalam hal  kepakaan sosial, perilaku social, adaptasi social, terbentuk nilai social,  menghindari egois, menjalin persahabatan, saling membutuhkan, rasa saling percaya, menghormati pendapat orang lain, menggunakan ide orang  lain dan gemar berteman.
Image Detail

Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak ragam atau jenis. Jenis itu antara lain adalah   :
  1. Metode STAD
  2. JIGSAW
  3. Metode GI (Group Investigasi)
  4. Metode Struktural :
  5. Mencari pasangan
  6. Bertukar pasangan
  7. Cerita berpasangan
  8. Dua tinggal dua tamu
  9. Keliling berkelompok
  10. Kancing gemerincing
Melalui beberapa model ini, memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan ketrampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Motivasi siswa terbangun dengan baik, dan mampu menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, kemampuan berpikir kritis dan memperbaiki siswa dalam hal sikap dan tingkah laku.

D.   MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM
Pengertian Quantum adalah interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Quantum Teaching dengan demikian adalah orkestrasi bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsure-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini juga mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain (DePorter, 1999: 5).
Pembelajaran Quantum adalah model pembelajaran yang merupakan ramuan atau rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neorologi/neorolinguistik yang jauh sebelumnya ada. Pembelajaran Quantum berupaya memadukan, menyinergikan dan mengkolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik-mental) sebagai konteks pembelajaran.
Prinsip pembelajaran Quantum, bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Pembelajaran ibarat sebagai permainan orkestra sinfoni yang memiliki arti segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman mendahului penamaan, akuilah setiap usaha pembelajaran. Sesuatu yang layak dipelajari layak dirayakan, harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan, tetapkan hidup dalam integritas. Akuilah kegagalan akan membawa kesuksesan, berbicaralah dengan etikat baik, tegaskan komitmen, jadilah pemilik, tetaplah lentur, dan pertahankan keseimbangan
Karakteristik Quantum berpangkal pada psikologi kognitif, bersifat humanistis, konstruktifistis, interaksi bermutu dan bermakna, pemercepatan belajar (taraf tinggi). Menekankan kealamiahan dan kewajaran, memadukan konsteks dan isi, pembentukan ketrampilan akademis, nilai dan keyakinan, kebersamaan dan kebebasan. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam kegiatan  proses pembelajaran.
Kerangka rancangan belajar Quantum Teaching adalah  TANDUR, yang memiliki makna sebagai berikut :
1.            Tumbuhkan, dalam hal ini tumbuhkan minat ‘apakah manfaat bagiku?’ dan manfaatkan kehidupan pelajar.
2.            Alami, ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3.            Namai, sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi, sebuah ‘masukkan’.
4.            Demonstrasikan, sediakan kesempatan bagi pelajar untuk ‘menunjukkan bahwa mereka tahu’.
5.            Ulangi, tunjukkan pelajar cara-cara mengulangi materi dan menegaskan, ‘ Aku tahu bahwa aku memang tahu’.
6.            Rayakan, pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi dan pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Teknik Pembelajaran Quantum memiliki beberapa macam. Tentunya teknik ini tidak ada yang paling baik dan sempurna. Banyak factor yang mempengaruhi keberhasilan penggunaan teknik pembelajaran Quantum, bias dari faktor guru, sarana, kondisi, siswa maupun materi / bahan pelajaran. Macam teknik pembelajaran Quantum antara lain :
  1. Peta Konsep
  2. Tehnik memori
  3. Tehnik rantai kata
  4. Teknik plesetan kata
  5. Tehnik-tehnik akrostik (jembatan keledai)
E.   MODEL PEMBELAJARAN  TERPADU
Pembelajaran Terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individual maupun kelompok aktif mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik dengan memadukan beberapa pokok bahasan.
Prinsip Pembelajaran Terpadu dapat diklasifikasikan menjadi empat, yakni  prinsip penggalian tema : tidak terlalu luas, bermakna, sesuai perkembangan psikologi anak, mewadai minat, peristiwa otentik. Tiga prinsip berikutnya adalah prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi dan prinsip reaksi.
Karakteristik model pembelajaran terpadu meliputi  :
  1. Holistik
  2. Bermakna
  3. Otentik
  4. Aktif :
  5. Dunia nyata
  6. Pemahaman terorganisir
  7. Pengembangkan kemampuan diri
  8. Memperkuat kemampuan
  9. Efisiensi waktu

Keunggulan terpadu adalah pengalaman dan kegiatan relevan dengan tingkat perkembangan siswa. Kegiatan sesuai dengan kebutuhan siswa, ketrampilan berpikir berkembang. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan lingkungan siswa, dan ketrampilan social juga berkembang.
Model Pembelajaran Terpadu macamnya ada beberapa, seperti : Fragmented Model, Connected Model, Nestead Model, Sequenced Model, Share Model, Webbed Model, Threathed Model, Integrated Model, Immersed Model dan Networked Model.  Teknik Pembelajaran Terpadu dapat melalui :
  1. Integrasi berdasar topik
  2. Integrasi berdasarkan potensi utama
  3. Integrasi berdasarkan permasalahan
Langkah-langkah penerapan model pembelajaran terpadu adalah menentukan tujuan, menentukan materi, menyusun sekenario, menentukan evaluasi. Memang di sini guru dituntut  lebih kreatif, inovatif dan  ulet.
F.   PENUTUP
            Kompetensi profesional dan paedagogi guru adalah kompetensi yang berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan dan pembelajaran. Sedangkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial menyangkut kapasitas diri dan hubungannya dengan orang lain. Jika keempat kompetensi ini dikuasai dengan baik oleh guru maka dalam usaha memberi layanan pembelajaran dapat optimal kearah pelaksanaan pendekatan pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan ).
            Pembelajaran PAIKEM ternyata efektif dengan penerapan model atau strategi pembelajaran  kontekstual, model pembelajaran kooperatif, model pembelajarn quantum dan model pembelajaran terpadu. Setiap model pembelajaran memberikan tekanan pada aspek tertentu dibandingkan model pembelajaran lainnya. Oleh karena itu, guru dapat memilih model pembelajaran secara bergantian atau simultan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.


                                                 DAFTAR PUSTAKA

DePorter, Bobbi, etc. 1999. Quantum Teaching. Bandung : Mizan Pustaka

Departemen Pendidikan nasional. 2002. Pendekatan Kontekstual. Jakarta : Direktorat
Pendidikan Lanjutan Pertama

Isjoni. 2007. Cooperative Learning. Bandung : Alfabeta

Sugiyanto. 2007. Modul Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Model-model
Pembelajaran Inovatif. Surakarta : Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar