Total Tayangan Halaman

Rabu, 23 Oktober 2013

RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM



Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan dan  tuntutan perkembangan zaman. Hal ini menuntut adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Dan hal pembelajaran, perlunya penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.

A.  Tantangan Internal

Tantangan internal pengembangan kurikulum baru  terkait dengan standar pendidikan dan faktor kependudukan Indonesia. Terkait dengan standar, tantangan internal berkenaan dengan 8 Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi lulusan yang berengaruh terhadap kualitas manusia Indonesia yang harus dihasilkan suatu kurikulum. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif yang harus mendapatkan kepedulian kurikulum karena kurikulum adalah rancangan dan proses pendidikan untuk memberikan pengalaman pendidikan bagi penduduk usia sekolah dalam mengembangkan potensi dirinya menjadi kompetensi yang berkualitas tinggi.

Jumat, 04 Oktober 2013

Profil Rasulullah Shalallahu ‘alaihi Wasallam



  “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan mereka Al Kitab dan Al Hikmah dan sebelum itu, mereka benar-benar berada dalam kesesatan yang nyata.”(QS. Ali Imran:164)

 “Katakanlah: “Sesungguhnya saya ini hanyalah seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Esa.” (QS. Al Kahfi:11)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari Senin. Beliau menjawab:“Pada hari itulah aku dilahirkan, lalu diangkat menjadi Rasul dan diturunkan Al-Qur’an kepadaku.” (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dilahirkan pada hari Senin bulan Rabi’ul Awal di Makkah Al Mukarramah tahun Al Fiil (571 M), berasal dari kedua orang tua yang sudah ma’ruf. Bapaknya bernama Abdullah bin Abdul Muthallib dan ibunya bernama Aminah binti Wahb. Kakek beliau memberinya nama Muhammad. Bapak beliau meninggal dunia sebelum kelahirannya.
Sesungguhnya termasuk kewajiban seorang muslim adalah hendaknya dia mengetahui kedudukan Rasul yang mulia ini, berhukum dengan Al Qur’an yang diturunkan kepadanya, berakhlak dengan akhlaknya serta mengutamakan dakwah kepada Tauhid yang mana risalahnya dimulai dengannya sesuai firman Allah Ta’ala:
“Katakan: Sesungguhnya saya hanya menyembah Rabbku dan saya tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (QS. Al-Jin:20)

N U H



Alkisah, kapal Nuh kekar, tegak di tengah gurun pasir, jauh dari bibir lautan. Ke dalamnya masuk segala jenis makhluk, masing-masing berpasangan. Mereka diperintahkan berlindung di dalam kapal, yang menurut  sang Nabi akan segera melakukan pelayaran terhebat, mengarungi air bah terdahsyat sepanjang sejarah, yang bahkan akan menenggelamkan bukit dan gunung, merombak total tatanan kehidupan.
Orang-orang menganggap sang Nabi telah hilang ingatan, sehingga ngawur  membuat kapal besar di tempat yang jauh dari tepi lautan. Bahkan isteri dan anak-anaknya juga sama, menolak seruan agar masuk ke kapal, karena keangkuhan logika tanpa iman pada Yang Maha Perkasa. Sang Nabi pun tak sanggup memaksa orang-orang terdekatnya untuk mempercayai  berita dari Sang Maha Ghaib.  

Rabu, 02 Oktober 2013

GAMANG



Si Thole tampak gamang menjejakkan kaki pertamanya di sekolah baru. Dengan seragam baru, rautnya bangga menjadi siswa SMA favorit berbekal NEM SMP nyaris sempurna. Tapi, jauh di sudut batinnya muram, sekusam sepatu yang sudah dipakai satu tahun lebih. Semangatnya sedikit kusut, selusuh tas bututnya. Kepalanya tegak, tetapi matanya redup.
“Apa aku bisa bersaing di sekolah ini, Yu? Yang kutahu, setiap murid sekolah favorit mengikuti les privat. Biayanya mahal banget,”  gumam Thole di hadapan Mbakyu sebelum berangkat tadi.
Le, kalau kamu belajar sungguh-sungguh di sekolah juga di rumah, tak perlu khawatir. Modal kamu tu otak cemerlang, buat apa buang uang di luar sekolah sekedar agar bisa lulus ujian? Memang ngga gampang, Le, tapi buktinya di SMP kamu juga bisa,” hibur Mbakyu.
Kalimat Mbakyu masih panjang, mengekor si Thole yang menghilang di ujung jalan.  “Belajarlah berkali lipat lebih keras dari temanmu! Gurumu hanya ada di dalam kelas. Di luar itu, jangan harap ada yang membantu.

Selasa, 30 Juli 2013

BERSYUKUR




 
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Al Baqarah : 172).

Ali Bin Abu Thalib berkata :
“Sungguhnya suatu kaum apabila beribadah kepada Allah karena takut, maka itulah ibadah seorang budak, sedangkan bagi kaum yang beribadah kepada Allah karena mengharapkan terkabulnya keinginan mereka, maka itulah ibadah orang-orang yang berdagang. Dan bila suatu kaum beribadah kepada Allah karena syukur, maka itulah ibadah orang-orang yang merdeka (Mahmud Ahmad Assayyid, 1994:37).

Perhatikan penggalan syair nyanyian yang berjudul : “KenanganTerindah”
            Bila yang tertulis untukku
            Adalah yang terbaik untukmu
            Kan ku jadikan kau
            Kenangan terindah dalam hidupku
                        Namun takkan mudah bagiku
                        Meninggalkan jejak hidupku
                        Yang tlah terukir abadi
                        Sebagai kenangan yang terindah

Syair dalam nyanyian ini menunjukkan keberterimaan atau kesiapan menerima kenyataan yang harus dijalani tanpa harus menyesali. Apa yang telah menjadi kenyataan hidup dinikmati, sehingga kenyataan tersebut dapat membahagiakan.

Minggu, 28 Juli 2013

SEMAR TURUN GUNUNG



“Bismillaah..laaillahailallooh.”.

Tuhan Yang Agung hadir dalam jiwa, saat bibir bergetar mengucap asmaNYA, memurukkan kesombongan yang selalu mengangkang ke dasar kesadaran tentang kuasaNYA, menafikan segala yang indah terlihat mata, mengais puing damai di tengah masyarakat hedonis.
Itu juga yang sedang dipraktikkan Gareng, Petruk, dan Bagong belakangan ini, atas nasihat Romo Semar, bapak sekaligus guru tunggal bagi mereka. Ketiganya, juga anak-anak batur lainnya, tak pernah berkesempatan belajar dari guru-guru terbaik di berbagai padepokan seperti para majikan. Guru utama bagi mereka hanyalah alam. Lalu sang Romo yang sejatinya adalah salah satu dari dua mahaguru, sesekali menasihati, menunjukkan sejarah sebagai palajaran, atau menyentil jika mereka nakal. Kini, mereka sedang diajak melakukan meditasi.
Kawah Candradimuka yang menjadi pusat pendadaran terhebat di negeri ini masih bergolak. Bukan oleh ketatnya persaingan para cantrik yang berpacu menguasai berbagai teknik ilmu tingkat tinggi, melainkan karena sistemnya berantakan. Kong kalingkong Begawan korup seperti Drona dan seorang makelar bernama Sengkuni, telah mengacaukan tatanan lembaga keilmuan, menebarkan prasangka dan kebencian di antara para cantrik bangsawan. Mereka juga membentangkan jalan terjal penuh onak duri bagi anak-anak Semar dan batur lainnya, yang tidak memungkinkan bagi mereka sampai di pusat pendadaran bernama Kawah Candradimuka seperti para majikan.
Romo Semar yang biasanya memilih diam, akhirnya bertindak setelah menyaksikan kecurangan-kecurangan yang semakin terkoordinir, pelan tapi pasti menyebar masuk dalam sistem, layaknya kanker menggerogoti tubuh. Ia yang tak pernah menonjolkan diri, bergerak memperbaiki Kawah Candradimuka dari orang-orang korup. Meski agak terlambat, harus mengait nama-nama yang sangat berpengaruh hingga sulit disentuh, upayanya patut diapresiasi. Setidaknya satu langkah positif  berani telah dilakukan sesepuh punakawan, yang memilih menanggalkan status tertinggi sebagai dewa di kahyangan lalu menjadikan dirinya batur di bumi, hanya agar bisa mendidik keluarga Pandawa menjadi ksatria-ksatria lurus dan tangguh itu. (Mila)

Selasa, 28 Mei 2013

GALAU SEORANG IBU




Alhamdulillah Anakku…
usai sudah galau gara-gara ujian nasionalmu yang kacau
tapi langkah belum usai, tuk terus menapaki lorong panjang keilmuan
menuju kearifan, menyongsong janji Sang Maha Pandai
Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (Q.S. Al-Mujadalah:11)
Kadang Ibu miris menyaksikan ironi di sekitarmu. Di jalan, di pasar, di gedung-gedung pemerintahan, bahkan di gedung DPR sekalipun, kau bisa menggelar acara tawuran. Tak satu tempat pun steril dari kekerasan, merefleksikan adanya kearifan. Cermati satu satu!
Jalanan menjadi akses bagi setiap orang. Tempat yang paling umum dan bebas bagi setiap orang. Lelaki-perempuan, tua-muda, berpendidikan-buta ilmu, kaya-kere, pejabat-penjahat, bahkan orang gila pun berhak di jalan. So,wajar jika jalanan menjadi panggung paling kacau.
Pasar, itu layaknya kebun binatang. Monyet, ulat, harimau, babi, ular, bahkan buaya mencari penghidupan. Mereka hanya dianugerahi naluri untuk bertahan hidup, sekedar asal perut  kenyang dan bisa meneruskan keturunan. Logis jika di pasar berlaku hukum rimba, bahkan jauh lebih kejam daripada yang terjadi di belantara pedalaman Kalimantan, karena binatang-binatangnya berbekal akal dan pengetahuan. 

Belakangan, gedung-gedung pemerintahan dan wakil rakyat juga menjadi ajang pentas banyak lakon tak terpuji. Tawuran ala parlemen, pat gulipat pejabat, bahkan transaksi ‘sexi’ seakan menjadi tema sampingan di tengah sidang dewan. Padahal, tempat itu semestinya diperuntukkan bagi orang dengan  kriteria tertentu. Setidaknya mereka harus berpredikat ‘terpelajar’, ilmuwan,  bahkan sebagian bertitel akademik lebih panjang dari nama pemberian orang tua. Seharusnya tempat-tempat itu menjadi kiblat bagi banyak tindakan arif bijaksana, yang mencerminkan ketinggian derajat para pemilik ilmu pengetahuan. Kenyataannya, justru di situlah predator-predator paling rakus bersarang. Ternyata titel kesarjanaan dan hebatnya akal tak serta-merta membuat manusia menjadi lebih bijaksana dibandingkan primata-primata penghuni rimba.(Mila)