Total Tayangan Halaman

Jumat, 20 Januari 2012

Perilaku Siswa Yang Mendukung Dan Menghambat Proses Pembelajaran



 
A.   Pendahuluan
Belajar pada hakekatnya merupakan perubahan (cange) tingkah laku (behavior) atau penampilan dengan serangkaian kegiatan seperti dengan mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Belajar akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalaminya atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalis. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti : bahan yang dipelajari, instrumen, lingkungan, dan kondisi individu si pelajar. Faktor-faktor tersebut diatur sedemikian rupa agar mempunyai pengaruh yang membantu tercapainya kompetensi secara optimal.
Orang yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu. Proses belajar terjadi apabila seseorang menunjukkan tingkah laku yang berbeda. Jadi belajar menempatkan seseorang dari status abilitas yang satu ke tingkat abilitas yang lain. Menurut Bloom, perubahan status abilitas ini meliputi tiga ranah/ matra, yaitu : matra kognitif, afektif dan psikomotorik.

B.  Perilaku Siswa yang Mendukung Proses Pembelajaran
Ada beberapa perilaku siswa yang dapat mendukung proses pembelajaran antara lain :
1.      Siswa yang cepat dalam belajar
Siswa yang tergolong cepat dalam belajar, pada umumnya dapat menyesuaikan kegiatan belajar dalam waktu yang lebih cepat dari yang diperkirakan. Mereka tidak memerlukan waktu yang lama untuk memecahkan suatu masalah karena lebih mudah menerima materi pelajaran. Dilihat dari tingkat kecerdasannya, pada umumnya anak ini memiliki tingkat kecerdasan di atas rata-rata dan banyak yang tergolong sebagai anak genius (sangat cerdas). Anak yang memilki kemampuan di atas rata-rata temannya bisa dijadikan tutor sebaya di dalam pembelajaran.

2.      Siswa yang kreatif
Siswa yag kreatif ini pada umumnya siswa dari golongan cepat, tapi banyak pula yang dari golongan normal (rata-rata). Siswa golongan ini menunjukkan kreativitas dalam kegiatan-kegiatan tertentu, misalnya dalam melukis, menggambar, olahraga, organisasi, kesenian, dan dalam kegiatan-kegiatan kurikuler lainnya. Mereka selalu ingin memecahkan persoalan, berani menanggung resiko yang sulit sekalipun, lebih senang bekerja sendiri, dan sebagainya.

3.      Siswa yang memiliki kapasitas mental
Dalam tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai kapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisiologis pada sistem syaraf dan jaringan otak. Kapasitas-kapasitas seseorang dapat diukur dengan tes-tes intlegensi dan tes-tes bakat. Kapasitas adalah potensi untuk mempelajari serta mengembangkan berbagai keterampilan/kecakapan. Akibat dari hereditas dan lingkungan, berkembanglah kapasitas mental individu yang berupa intlegensi. Karena latar belakang hereditas dan lingkungan masing-masing individu berbeda, maka intlegensi masing-masing individu pun bervariasi. Intlegensi seseorang ikut menentukan prestasi belajar seseorang.

4.      Siswa yang memiliki kondisi kesehatan baik
Orang yang belajar membutuhkan kondisi badan yang sehat dan stamina yang fit.  Orang yang badannya sakit akibat penyakit-penyakit atau minimal  kelelahan tidak akan dapat belajar dengan efektif. Pusing kepala, mual-mual dan badan gatal-gatal apalagi terkait dengan cacat-cacat fisik juga menggangu hal belajar.

5.      Siswa yang memiliki motivasi
Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi adalah penting bagi proses belajar, karena motivasi menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling berguna bagi kehidupan individu.
Perilaku siswa yang kecanduan HP

C.   Perilaku Siswa Yang Menghambat Proses Pembelajaran
Tidak dipungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas adalah agar siswa dapat menguasai bahan-bahan ajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Untuk itu guru melakukan berbagai upaya mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, penggunaan strategi belajar mengajar yang relevan, sampai dengan pelaksanaan penilaian dan umpan balik. Namun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa setelah kegiatan belajar mengajar berakhir masih saja ada siswa yang tidak menguasai materi pelajaran dengan baik sebagaimana tercermin dalam nilai atau hasil belajar lebih rendah dari kebanyakan siswa-siswa sekelasnya. Mereka memerlukan pendekatan-pendekatan khusus untuk dapat mencapai hasil-hasil belajar yang diharapkan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah membantu meningkatkan hasil belajar siswa-siswa seperti itu adalah dengan melaksanakan layanan bimbingan belajar.
Beberapa faktor yang bersumber dari siswa yang dapat menghambat proses belajar mengajar, antara lain :
a.       Tingkat kecerdasan rendah
Tidak diragukan lagi bahwa taraf kecerdasan atau kemampuan dasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Kemampuan dasar yang tinggi pada seseorang anak memungkinkannya dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan persoalan-persoalan baru secara tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya tingkat kemampuan dasar yang rendah dapat mengakibatkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.
b.      Kesehatan sering terganggu
Belajar tidak hanya melibatkan pikiran, tetapi juga jasmaniah badan yang sering sakit-sakitan, kurang vitamin, dan kurang gizi, dapat membuat seseorang tidak berdaya, tidak bersemangat, dan tidak memiliki kemampuan dalam belajar, maka besar kemungkinan orang yang bersangkutan tidak dapat mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.

c.       Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik
Penglihatan dan pendengaran merupakan alat indera yang terpenting untuk belajar. Apabila mekanisme mata atau telinga kurang berfungsi, maka tanggapan yang disampaikan dari dunia luar umpamanya dari guru, tidak mungkin dapat diterima oleh orang yang bersangkutan. Oleh sebab itu, siswa tidak dapat menerima dan memahami bahan-bahan pelajaran, baik yang disampaikan langsung oleh guru maupun melalui buku-buku bacaan.

d.      Gangguan alat perseptual
Setelah sesuatu pesan diterima oleh mata dan telinga, langkah berikutnya dalam proses belajar adalah mengirimkan pesan itu ke otak, sehingga pesan itu dapat ditafsirkan. Langkah itu disebut persepsi. Apa sebenarnya yang terjadi dalam persepsi adalah proses pengolahan tanggapan baru (yang diterima melalui indera) dengan pertolongan ini akan menghasilkan dan memberikan arti atau makna tertentu kepada tanggapan yang diterima tetapi persepsi itu bisa juga salah, kalau ada gangguan-gangguan pada alat perseptual.
Dalam hal ini tanggapan yang diterima oleh alat indera tidak dapat diartikan sebagaimana mestinya.

e.       Tidak menguasai cara-cara belajar
Kegagalan belajar tidak semata-mata disebabkan oleh tingkat kecerdasan rendah atau faktor-faktor kesehatan, tetapi juga dapat disebabkan karena tidak menguasai cara-cara belajar yang baik. Ternya terdapat hubungan yang berarti antara cara-cara belajar yang diterapkan dengan hasil belajar yang dicapai. Ini berarti bahwa siswa yang cara-cara belajarnya lebih baik cenderung memperoleh hasil yang lebih baik pula, dan demikian pula sebaliknya. Untuk memungkinkan siswa tersebut dapat menerapkan cara-cara belajar yang baik, sejak dini siswa hendaklah diperkenalkan dan dibiasakan menerapkan cara-cara belajar yang baik dalam kehidupannya sehari-hari, baik di sekolah maupun di rumah.

D.   Penutup
            Guru sesuai dengan dengan fungsi bimbingan, hal yang pertama dan paling awal harus dilakukan dalam rangkaian kegiatan layanan bimbingan belajar adalah menentukan siswa yang mengalami masalah dalam belajar. Penentuan siapa selanjutnya tugas guru adalah mengidentifikasi siswa-siswa yang bermasalah dalam belajar antara lain dengan menggunakan; Penilaian hasil belajar, Pemanfaatan hasil tes intlegensi, pengamatan (observasi) terhadap siswa. Setelah menemukan siswa yang bermasalah, langkah selanjutnya adalah pengungkapan sebab-sebab masalah tersebut.
Selanjutnya membantu siswa mengatasi masalah belajarnya dengan program perbaikan, yang merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar