Total Tayangan Halaman

Selasa, 18 November 2014

BEST PRACTICE



·      Pengertian
Best Practice merupakan keberhasilan yang dialami dan diakui oleh pihak yang berkepentingan (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, komite, masyarakat, dinas, departemen, pemerintah) dalam melaksanakan tugas pengelolaan pendidikan.
gambar kartun anak sekolah Kumpulan Gambar Animasi Kartun Anak SekolahBest Practice dapat diperoleh melalui penelitian tindakan (kelas/sekolah). Penelitian tindakan berawal dari adanya permasalahan di lingkungan kerja sendiri, adanya tindakan sebagai solusi, adanya perubahan kondisi dari (sebelum- selama- setelah) tindakan diberikan. Benar-benar nyata dialami dan dilakukan melaui prosedur yang ilmiah (perencanaan-pelaksanaan/pengamatan/refleksi). Selama pelaksanan tindakan, perubahan harus diamati. Bagaimana kondisi awal sebelum ada tindakan, bagaimana perubahan yang terjadi selama tindakan diberikan, bagaimana kondisi akhir setelah tindakan selesai, dan hasil pengamatannya dilaporkan. Jika tindakan yang dilakukan berhasil mengatasi permasalahan maka keberhasilan tersebut dapat digolongkan dalam Best Practice. Best Practice sebaiknya didiseminasikan kepada orang lain dengan berbagai strategi di berbagai tempat secara berulang-ulang sehingga dapat dicontoh dan diadopsi oleh orang lain.

·      Ruang Lingkup
Peningkatan pengelolaan sekolah/keterlaksanaan Delapan Standar Nasional Pendidikan, pengelolaan MGMP/KKG, pembinaan sekolah, pembinaan guru, dan lain-lain).
·      Ciri-ciri
1.     mengembangkan praktik pembelajaran/pengelolaan pendidikan;
2.     layak didiseminasikan di berbagai tempat secara berulang-ulang;
3.     meningkatkan kualitas pendidikan;
4.     meningkatkan profesionalisme guru, kepala sekolah, dan pengawas dalam pengelolaan pendidikan;
5.     mengubah hambatan dan ancaman menjadi kekuatan dan  peluang untuk berinovasi secara kreatif;
6.    menghasilkan output yang lebih bermanfaat bagi semua pihak (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, komite, dan masyarakat pada umumnya);
7.     terkendali, kejelasan program baik jangka pendek, menengah, maupun panjang;
8.     berdasarkan temuan masalah nyata yang terjadi di lapangan;
9.    dapat dilakukan dalam berbagai bentuk (bimbingan dan konseling, supervisi klinis, supervisi manajerial, kunjungan kelas, lesson studi, dan lain-lain);
10.  mengacu pada program sekolah untuk mencapai tujuan yang dicanangkan;
11.  adanya pengakuan bahwa keberhasilan tersebut bisa ditiru, diadopsi oleh orang lain;
12.  meningkatkan kualitas, mudah, murah, bisa dilaksanakan, memotivasi, memberikan hasil yang bermanfaat, dan berkelanjutan.


  •  Diseminasi adalah proses penyebarluasan Best Practice yang dapat dilakukan melalui berbagai cara. Diantaranya dapat dilakukan melalui seminar, jurnal, blog, majalah, dan lain-lain. Dari sekian cara yang ditawarkan, dalam mudul ini menampilkan salah satu contoh seminar.
  •  Seminar adalah suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah tertentu dengan prasaran dan tanggapan melalui diskusi untuk memperoleh keputusan bersama.
  •  Langkah-langkah Seminar: Presentasi, Diskusi/tanya jawab, Kesimpulan.
  Unsur-unsur yang diperlukan dalam seminar: panitia, narasumber dan kertas kerjanya, moderator, notulis, dan  peserta.



Langkah-langkah Pengembangan Strategi Best Practice
Keunggulan organisasi yang terpelihara secara terus-menerus menurut LANCE A. BERGER dan DOROTHI R. BERGER yakni melalui tiga strategi pengelolaan SDM (Sumberdaya Manusia). Ketiga strategi tersebut adalah:
1. mengidentifikasi, menyeleksi, dan mengembangkan superkeeper (personal yang mampu mengembangkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepada personal lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga);
2.  mendapatkan, mengembangkan dan menempatkan personal yang berkualifikasi tinggi pada posisi kunci. Posisi kunci ini sangat penting untuk kelangsungan suatu organisasi, tidak boleh kosong pada waktu yang lama dan tidak boleh diisi oleh personal yang tidak berkualifikasi;
3.  mengalokasikan sumber daya (balas jasa, pelatihan, dan lain-lain) kepada para personal berdasarkan realisasi/potensi kontribusi pada keunggulan organisasi. Dengan demikian investasi kepada para personal berdasarkan urutan kontribusinya dilakukan mulai dari superkeeper, berikutnya keeper, lalu solid citizen dan terakhir misfit.
Untuk mengoptimalkan kemampuan dalam mencapai keunggulan yang langgeng, organisasi harus memiliki manajemen talenta yang proaktif dan memiliki cara yang sistematik untuk melakukan aktifitas-aktivitas tersebut. Dalam kontek pendidikan strategi yang terkait dengan Best Practice adalah:
1.   mengidentifikasi permaslahan-permasalahan yang ada (need assesment) di KKG/MGMP dan sekolah yang dikelola;
2.     menyeleksi dan mengembangkan guru inti (personal yang mampu mengembangkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepada personal lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga) yang berperan sebagai motor dalam KKG/MGMP dan sekolah yang dikelola;
3.     menempatkan guru inti (personal yang berkualifikasi tinggi) pada posisi kunci. Posisi kunci ini sangat penting untuk keberlangsungan KKG/MGMP/sekolah, sehingga tidak boleh kosong pada waktu yang lama dan tidak juga diisi oleh guru yang tidak berkualifikasi;
4.     mengalokasikan sumber daya melalui seminar, In House Training (IHT) dan workshop kepada para guru inti serta guru lainnya berdasarkan realisasi/potensi/kontribusi sebagai inpestasi refitalisasi gugus;
5.     pembimbingan (coathcing) untuk mempertahankan kinerja guru di KKG/MGMP/sekolah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan yang akan berdampak pada out put siswa;
6.     menjalin kemitraan (partnership) dalam melaksanakan kegiatan antar KKG/MGMP/sekolah dalam satu gugus dan antar gugus dengan pemangku pemberi kebijakan supaya terjadi legalitas yang diharapkan;
7. berkelanjutan (sustainability), harus membawa perubahan dasar di wilayah permasalahan antara lain; legalitas, kebijakan dan sosial yang memiliki potensi replikasi, kerangka institusional, efisien, transparan, dan sistem manajemen yang akuntabel serta dapat membuat lebih efektif terhadap pengembangan SDM dalam KKG/MGMP/sekolah;
8. kepemimpinan dan pemberdayaan masyarakat (leadership and commtopiky improvement):
a. kepeminpinan yang mempunyai inspirasi untuk terjadinya tindakan dan perubahan;
b.     sebagai pemberdaya masyarakat KKG/MGMP;
c.     dapat mempertanggungjawabkan terhadap peningkatan mutu;
d.     dapat mentransfer perkembangan pengetahuan lebih lanjut;
e.     tepat bagi kondisi dan situasi sekolah sesuai dengan tingkatan;
f.      pihak lain dapat belajar dari inisiatif serta cara yang digunakan untuk membagi dan mentransfer pengetahuan juga keterampilan sehingga dapat dipelajari dan diterapkan.
9.     menciptakan iklim yang kondusif di lingkungan KKG/MGMP gugus (kondisi lingkungan kerja yang nyaman);
10. meningkatkan perhatian kinerja para guru di KKG/MGMP dengan keterlibatan langsung agar berkesinambungan untuk mencapai sasaran-sasaran yang diharapkan keberhasilannya;
11. mengubah pola pikir/cara pandang (mind set) dalam menerima segala bentuk perubahan yang terjadi;
12. memberikan penghargaan (reward) bagi guru yang berkompeten, mempunyai komitmen dan tingkat konsisten yang tinggi, serta penuh akuntabilitas dalam melaksanakan tugas, juga memberi sanksi (punishment) bagi guru yang tidak kompeten, tidak mempunyai komitmen, tingkat konsistensinya rendah, dan tidak akuntabel;
13.   Senantiasa memperhatikan kesejahteraan personal (guru).
    Model pendekatan yang disampaikan di sini disebut Best Practice (praktik terbaik) yang dikemukakan oleh Boven dan Morohashi (2002) dalam Panduan Penulisan Best Practice. Menurutnya praktik terbaik merupakan suatu ide/langkah-langkah baru yang memberikan kontribusi luar biasa, berkesinambungan, dan inovatif dalam memperbaiki terhadap pengembangan proses dan kualitas sekolah. Dengan demikian ’’Praktik Terbaik‘’ juga merupakan refleksi akumulasi tingkat kompetensi tenaga kependidikan, dalam merespon tuntutan perubahan lingkungan dan dinamika  permasalahan yang dihadapi sekolah di abad globalisasi ini.

Sumber :
Bahan Belajar Mandiri Best Practice © 2008     
Direktorat Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan,
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Departemen Pendidikan Nasional


Tidak ada komentar:

Posting Komentar