Total Tayangan Halaman

Selasa, 30 Juli 2013

BERSYUKUR




 
Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah. (Al Baqarah : 172).

Ali Bin Abu Thalib berkata :
“Sungguhnya suatu kaum apabila beribadah kepada Allah karena takut, maka itulah ibadah seorang budak, sedangkan bagi kaum yang beribadah kepada Allah karena mengharapkan terkabulnya keinginan mereka, maka itulah ibadah orang-orang yang berdagang. Dan bila suatu kaum beribadah kepada Allah karena syukur, maka itulah ibadah orang-orang yang merdeka (Mahmud Ahmad Assayyid, 1994:37).

Perhatikan penggalan syair nyanyian yang berjudul : “KenanganTerindah”
            Bila yang tertulis untukku
            Adalah yang terbaik untukmu
            Kan ku jadikan kau
            Kenangan terindah dalam hidupku
                        Namun takkan mudah bagiku
                        Meninggalkan jejak hidupku
                        Yang tlah terukir abadi
                        Sebagai kenangan yang terindah

Syair dalam nyanyian ini menunjukkan keberterimaan atau kesiapan menerima kenyataan yang harus dijalani tanpa harus menyesali. Apa yang telah menjadi kenyataan hidup dinikmati, sehingga kenyataan tersebut dapat membahagiakan.


Diceritakan oleh Aisyah, bahwa pada suatu malam Rasulullah bangun dari tidurnya, kemudian beliau bermudlu dan terus mengerjakan sholat malam. Ketika I’tidal, ruku’ maupun sujud, air mata beliau menetes sehingga membasahi pipinya. Selesai mengerjakan satu rangkaian shalat beliau menengadahkan ke atas memanjatkan doa kepada Allah SWT. Beliau terus mengerjakan sholat, sementara air matanya terus mengalir, sampai akhirnya terdengar azan yang dikumandangkan Bilal, yang menandakan waktu subuh sudah tiba.
Keesokan paginya, Aisyah berkata :
Adakah Nabi  SAW  mengerjakan sholat malam hingga kedua telapak kaki bengkak-bengkak, mengapa Engkau berbuat demikian ya Rasulullah, padahal semua dosamu baik yang sudah berlalu, maupun yang belum terjadi, sudah pasti diampuni?” Beliau menjawab, “ Tidak bolehkah aku menjadi seorang hamba yang banyak bersyukur?” ( HRBukhori Muslim).

Bagian Perwujudan Bersyukur
1.      Menerima secara positif profesi kita
Jarang masuk kerja, tidak sungguh-sungguh bekerja berarti tidak mensyukuri nikmat sebagai pegawai, mau menerima  gaji tetapi tidak mau melaksanakan kewajiban.
2.      Tidak dhalim terhadap Profesi
Yang dimaksud menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya. Seharusnya masuk kerja tidak masuk, seharusnya datang pukul 07.15 tetapi datang terlambat.
3.      Mengembangkan profesi kita
Jangan bekerja dengan ayem ayem saja, dengan prinsip “begini saja sudah bisa atau sudah cukup, tanpa mengembangkan dan bekerja dengan sungguh-sungguh berarti ia tidak bersyukur.

Menurut pendapat Ray (2007 :152) menyatakan bahwa untuk mengalami perasaan bersyukur secara terus menerus, Anda harus memahami dan mempercayai 3 kebenaran, yaitu :
1.      Situasi Anda sekarang sangatlah baik dan menjadi semakin baik
2.      Kehidupan Anda sekarang penuh dengan hal-hal yang patut disyukuri
3.      Hasil Anda sekarang akan terus menerus berubah, bertambah dan menjadi semakin baik

Sebagai manivestasi rasa syukur maka dapat dilihat dari sudut pandang keberadaan, bermaknaan dan kebermanfaatan profesi kita. Peran kita dalam kehidupan dapat diklasifikasikan ke dalam 5 kelompok   :

1.      ManusiaWajib
Manusia yang keberadaan, kebermaknaan dan kebermanfaatannya sangat menentukan. Ia menjadi orang kunci dan menentukan. Jika ia tidak ada maka akan terasa kehilangan.

2.      Manusia Sunnah
Manusia yang kehadiran dan keberadaanya memberikan kebermaknaan dan kebermanfaatan, tetapi jika ia tidak ada tidak akan mengganggu atau menggoyahkan jalannya sistem penyelenggaraan kegiatan.

3.      Manusia Mubah
Ada atau tidak ada, hadir atau tidak hadir, ia tidak member pengaruh apa-apa, tidak memberikan manfaat tetapi juga tidak memberikan madharat.

4.      Manusia Makruh
Manusia yang kehadiran dan keberadaannya tidak memberikan kebermaknaan dan kebermanfaatan, tetapi jika tidak ada akan memberikan kenyamanan dan kebaikan jalannya sistem penyelenggaraan kegiatan.

5.      Manusia  Haram
Manusia yang keberadaan, kebermaknaan dan kebermanfaatannya sangat tidak diharapkan bahkan ditolak sama sekali. Ia menjadi orang “trouble maker”. Kehadirannya berpengaruh negative.

Berdasarkan gambaran klasifikasi tersebut, maka diharapkan peran kita dapat memposisikan diri sebagai manusia wajib, setidak-tidaknya menjadi manusia sunnah.

Daftar Pustaka

Mahmud Ahmad Assayyid, 1994, Mendidik Generasi Qur’ani, Terjemahan S.A Zemool, Solo : CV 
                PustakaMantiq

Ray, James Arthur. 2007. Rahasia Sukses Dengan Memanfaatkan Hukum-hukum Universal
               Terjemahan Daniel Wirajaya, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Furqon Hidayatulloh. 2009. Guru Sejati; Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta :
               Yuma Pustaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar