- Keluarga adalah pendidik yang pertama dan utama.
- Peran sekolah adalah membantu keluarga agar pelaksanaan pendidikan lebih sistematis, efektif, dan hasilnya tersertifikasi, sehingga memperoleh pengakuan dari pihak yang berkepentingan.
- Tidak semua kebutuhan pendidikan anak dapat dipenuhi oleh satuan pendidikan maupun keluarga.
- Kerjasama keluarga dengan satuan pendidikan untuk saling melengkapi mutlak diperlukan.
- Kecenderungan yang ada, masih banyak keluarga yang menyerahkan sepenuhnya tanggung jawab pendidikan anak kepada sekolah.
- Setiap satuan pendidikan berkewajiban mendorong menjalin kemitraan dan melibatkan keluarga dalam memajukan pendidikan anak mereka.
Total Tayangan Halaman
Rabu, 14 Desember 2016
BINDIKKEL
Jumat, 09 Desember 2016
SPMI
Pengertian
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.
Tujuan
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.
Fungsi
Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses terpadu yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu Pendidikan Dasar dan Menengah secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.
Tujuan
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah bertujuan menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan dasar dan menengah secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada satuan pendidikan secara mandiri.
Fungsi
Sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Komponen Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah terdiri atas dua komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME).
Kamis, 08 Desember 2016
DIMAS KANJENG TOGOG
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu
hanyalah permainan dan senda gurauan… Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah
kesenangan yang palsu” (Q.S.
al-Hadid:20). Togog duduk menunduk di sudut terjauh pendopo Padepokan Romo
Semar, sambil mencoba memahami salah satu ayat dari kitab suci itu. Ia tengah dihujani
kritik, setelah terlibat dalam jamaah klenik Mbilung si pengganda harta yang
ternyata hanya tipu-tipu.
Bagong
mendekat. “Itulah orang-orang yang
membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat, maka tidak akan diringankan
siksa mereka,” katanya mengutip arti Q.S.
al-Baqarah:86. “Keserakahan telah menutup ketajaman nalar Paman Togog yang
telah diakui dengan sederet gelar cendekia. Bagaimana mungkin seorang penasihat
di Padepokan Sang Hyang Guru bisa menjadi pembantu, seperti kerbau dicocok
hidung bagi si Mbilung, hanya menonton trik sulap kacangan di depan mata?” imbunya
gemas.
Minggu, 09 Oktober 2016
PENDEKATAN SAINTIFIK
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pendekatan saintifik dalam kurikulum 2013, bukan satu-satunya prosedur skenario/ desain kegiatan dalam proses pembelajaran. Implementasi pendekatan saintifik dapat menggunakan model problem based learning, project based learning, inquiry/discovery learning. Namun momok pendekatan saintifik pada proses pembelajaran bagi sebagian guru masih membebani, hal ini dipengaruhi oleh kurang tahunya guru dan regulasi yang sering direvisi.
Pendekatan saintifik bukan metode pembelajaran, tetapi lebih berperan dalam langkah-langkah dalam proses pembelajaran. Yang didalamnya bisa juga dipadukan dengan metode-metode pelajaran. Biasanya pendekatan ini lebih cocok di terapkan dalam kerja kelompok.
Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut, capaian pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif, affektif dan psikomotor.
Kamis, 29 September 2016
SYUKUR NIKMAT
Alhamdulillah. Terlontar ucapan seakan latah, sesaat setelah kita mendapat rejeki, kebahagiaan atau kenikmatan. Bahkan mungkin mendapat sesuatu yang berbau maksiat atau dosa. Disadari atau tidak kita sendiri mengucapkan kata Alhamdulillah sudah bias yang semestinya sebagai cermin rasa syukur pada Allah SWT, bergeser sebagai kosa kata " latah ".
Ada beberapa cara mensyukuri nikmat Allah SWT. menurut Agung Sasongko dalam http://khazanah.republika.co.id/ yang saya unduh tangga 29 September 2016.
Pertama, syukur dengan hati.
Ini dilakukan dengan mengakui sepenuh hati apa pun nikmat yang diperoleh bukan hanya karena kepintaran, keahlian, dan kerja keras kita, tetapi karena anugerah dan pemberian Alloh Yang Maha Kuasa. Keyakinan ini membuat seseorang tidak merasa keberatan betapa pun kecil dan sedikit nikmat Allah yang diperolehnya.
Selasa, 27 September 2016
MACET
“Ruwet. Bundet. Mampet.
Belasan nyawa melayang, terjerat benang kusut arus kendaraan yang stuck hampir
di setiap persimpangan. Stress, sakit akibat kelelahan setelah puluhan jam
terjebak di dalam kendaraan yang tak mampu beringsut ke kiri maupun ke kanan, di
atas aspal jalan raya.”
“Tiga hari penghujung
puasa, asa terakhir untuk bisa bertemu dengan lailatul qadar, seakan menjadi
anticlimax, ketika orang-orang hilang kesabaran. Mengumpat petugas pengayom
masyarakat yang justru tak terlihat di titik keruwetan. Sesekali terlihat
petugas berompi hijau menyala tengah mengatur arus kendaraan, memberi jalan
bagi yang hendak menyeberang, ternyata tukang parkir atau satpam. Memaki-maki
para pengemudi yang menyerobot dari sisi kanan/kiri, seakan menganggap antrian
cuma bentuk kebodohan, lalu menambah sumbatan di ujung persimpangan. Ironis,
orang semacam ini bisa balik memaki-maki pengemudi lain yang setia mengantri,
saat butuh menyela masuk barisan karena kendaraan dari arah depan tak bisa
jalan. Akibatnya terjadi senggolan, mobil baru jadi penyok penuh goresan.
Bahkan banyak tabrakan fatal, tubuh dan kendaraan ringsek bersamaan.”
Langganan:
Postingan (Atom)