Total Tayangan Halaman

Jumat, 11 Januari 2013

Tauziah


MENGELOLA HAWA NAFSU

 
Di dalam tubuh manusia ada segumpal daging yang jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh. Dan jika ia buruk maka buruklah seluruh tubuh. Itulah hati.” (HR. Muslim)

Macam-macam Nafsu dalam Alqur’an:

1. Nafsu amarah bi as-su’.
“Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan” (QS. Yusuf:53)

Nafsu jenis ini sifatnya sama sekali tidak menyeru pada kebaikan, bahkan cenderung mendorong pada kejahatan/perbuatan tidak baik. Biasanya bersumber dari perut, berupa; amarah, syahwat, sifat tamak, loba, sombong, rakus, dll. Oleh karena itu harus ditundukkan.

Musuhmu yang paling nyata adalah nafsumu yang terdapat di dalam kedua rongga dada tubuhmu” (HR. al. Baihaqi)

Termasuk di dalam jenis nafsi amarah bi as-su’ adalah nafsu perut (yang berkaitan dengan perut) dan nafsu syahwat.

2.Nafsu lawwamah.
“Dan Aku bersumpah dengan jiwa yang amat menyesali (dirinya sendiri)” (QS. Al-Qiyamah: 2)
       ==== maksudnya: bila berbuat kebaikan ia menyesal kenapa tidak berbuat lebih banyak. Demikian pula ketika berbuat kejahatan ia sangat menyesalinya===

Nafsu lawwamah berada setingkat lebih tinggi dibandingkan amarah. Keberadaan nafsu ini membuat seseorang sudah bisa mengetahui semua perbuatan jahat atau yang dianggap maksiat, dan condong untuk tidak melakukannya. Meski demikian yang bersangkutan belum menemukan ketenangan.

3. Nafsu muthmainnah.
“Hai jiwa yang tenang” (QS. Al-Fajr: 27)

Tingkatan nafsu ini adalah yang paling tinggi. Seseorang tidak akan menguasainya kecuali jika ia selalu mengisi jiwanya dengan zdikir kepada Alloh swt. Dengan demikian ia telah mampu menjauh dari pengaruh syahwat dan sifat tercela lainnya.

Menurut Imam Ghazali, pada dasarnya dalam diri setiap manusia terdapat empat sifat.
  1. as-subiyyah (sifat binatang buas), contohnya amarah.
  2. al bahimiyah (sifat binatang ternak), di antaranya syahwat.
  3. syaithoniyah (sifat setan), wujudnya senang menyebarkan keburukan, licik, dll).
  4. Rabbanniyah (sifat Ketuhanan), berupa kesadaran tentang diri sebagai mahkluk.

Sifat-sifat dasar tersebut harus dikelola dengan baik, agar bermanfaat dan tidak menimbulkan mudlarat. Jika tidak, tiga sifat di antaranya akan memicu berkembangnya nafsu amarah yang cenderung pada kejahatan/keburukan dan angkara murka. 

Mengendalikan Nafsu
Yang harus benar-benar dikontrol dan dikendalikan adalah jenis nafsu yang pertama. Yaitu nafsu amarah yang sangat mudah terpicu oleh perut dan syahwat.
Banyak yang berpendapat bahwa nafsu perut adalah sumber segala bencana. Karena nafsu ini menimbulkan nafsu farji (kemaluan), yang bentuknya berupa birahi (sex), sifat rakus mengumpulkan harta sampai lupa waktu, sombong, tamak, dll. Untuk mengendalikan nafsu ini, hanya satu cara yang dapat dilakukan yaitu:

Makan dan minumlah, dan jangalah berlebih-lebihan, karena Alloh tidak menyukai orang ang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Lapar dan haus merupakan dua hal yang sangat menentukan dalam upaya menekan nafsu perut. Beberapa ulama sepakat bahwa salah satu cara ampuh menekan nafsu adalah dengan tidak terlalu banyak makan/minum, dan mengurangi tidur. Ada beberapa manfaat lapar dan haus, di antaranya:
1.      lapar melatih hati menjadi lembut.
2.      lapar menghilangkan sifat tamak dan sombong.
3.      lapar membuat seseorang tidak mudah melupakan musibah.

Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan syahwat/seksual, terutama seseorang harus berusaha mengontrol, menekan, dan melakukannya secara wajar, karena dalam setiap urusan Alloh swt tidak suka yang berlebih-lebihan.

Rosululloh saw bersabda:

Wahai para pemuda, barang siapa yang mampu menikah (dengan berbagai tanggung jawab dan konsekwensinya) maka menikahlah. Sedangkan barang siapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa, karena puasa itu menjadi perisai bagimu” (HR. An-Nasa’i)

Latihan yang bisa dilakukan untuk mengendalikan nafsu
  1. Makan hanya makanan yang halal, baik jenis makanannya, asal-usulnya/cara perolehannya, maupun cara pengolahannya.
  2. Mengatur porsi makan, seperti perintah Alloh swt untuk tidak berlebih-lebihan. Atau, berhentilah makan sebelum kenyang. Jadikan makan bukan sebagai hobby tetapi semata-mata sebagai kebutuhan untuk mendapatkan energi bagi aktivitas tubuh.
  3. Mengatur waktu makan. Di kalangan kaum sufi, langkah ini diwujudkan dengan berpuasa rutin pada waktu-waktu tertentu untuk melatih jiwanya menjadi bersih. Ada yang berpuasa berturut-turut sampak 40 hari, 30 hari, 12 hari, 7 hari, atau yang paling rendah hanya 3 hari saja. Namun bagi orang awam, langkah ini cukup dilakukan dengan berpuasa sesuai dengan kesanggupan. Atau bahkan hanya dengan sekedar mengurangi kebiasaan makan, yang biasanya tiga kali sehari menjadi hanya dua atau sekali saja.

Satu hal yang harus tetap diperhatikan adalah, bahwa dalam upaya mengurangi makanan, harus diingat kemampuan fisik masing-masing. Jangan sampai seseorang mengurangi asupan makanan secara drastis, sehingga mengganggu kinerja tubuh. Bagaimanapun makanan diperlukan bagi aktifitas seseorang, karena itu sesuai dengan kebutuhan masing-masing.
Bulan Romadlon merupakan momen tepat untuk melatih pengendalian hawa nafsu. Selama satu bulan penuh (29/30 hari) disiplin hanya makan/minum pada waktu yang telah ditentukan. Porsi makanpun pasti berkurang dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Perut menjadi tidak terlalu penuh dengan makanan/air. Oleh karenanya, pada siang hari, organ-organ tubuh bekerja lebih santai, sehingga tidak terlalu lelah.Dengan demikian tubuh menjadi lebih sehat. 
Seyogyanya latihan disiplin waktu makan, mengatur porsi makan, juga jenis makanan seperti itu terus dilakukan, meskipun waktunya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.
 

PRIBADI MUSLIM YANG SYAKHSHIYAH ISLAMIYAH,
KEPRIBADIAN ISLAM YANG UTUH

Gambaran Kepribadian islam itu utuh, bukan terpecah bagai serpihan. Kepribadian seseorang  muslim itu terpadu, bukan terkoyak-koyak atau split personality.
  1. Bersih aqidahnya
Bersih tidak bercampur syirik karena syirik merupakan bentuk kezaliman yang paling zalim dan dosa yang paling besar. Barang siapa yang hingga ajalnya belum sadar dari kemusyrikan, Allah SWT tidak akan mengampuninya.
”dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) : ”Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut” (QS: An-Nah/16:36)
Thaghut adalah setan dan apa saja yang rela disembah selain Allah SWT.

  1. Benar Ibadahnya
Ibadah yang benar adalah yang memiliki tuntunannya dari Rasulullah. Sebelum kita berbuat suatu amal ibadah, pastikan terlebih dahulu apakah disyariatkan apa tidak.
Sabda Rasulullah :
”Siapa melakukan amal yang tidak kami perintahkan, maka amal itu tertolak (HR Bukhari dan Muslim).

  1. Kokoh Akhlaqnya
Kalau akidah sebagai power penggerak, ibadah merupakan mesin pengolah maka akhlaq mulia adalah out put atau hasilnya. Dusta, kesombongan, aniaya dan khianat merupakan akhlaq tercela.
Rasulullah bersabda :
Sesungguhnya tidak lain aku diutus adalah untuk menyempurnakan kemuliaan akhlaq” (Silsilah Shahihah, Al-albani).

  1. Luas Wawasannya
Ilmu adalah salah satu unsur kekuatan umat. Iqra’, bacalah! Karena membaca merupakan pintu ilmu dan jendela dunia.Allah akan memberi kemuliaan pada orang yang membaca. Membaca ayat qauliyah dan kauniyahNya. Allah mengajarkan do’a kepada nabinya :
”Wahai Tuhanku, tambahkan ilmu padaku” (QS. Thaha/20:114)

  1. Kuat Fisiknya
Kerja keras, kerja cerdas kerja tuntas dan kerja ikhlas membutuhkan fisik yang kuat. Dahulu Rasulullah memerintahkan para sahabat olah raga berkuda, memanah, lari dan berenang. Bahkan beliau sendiri sanggup mengalahkan pegulat tangguh bernama Rukana.
”Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah”(HR. Muslim).

  1. Mampu Bekerja
Nama yang paling jujur, kata nabi SAW adalah Harist dan Hammam. Harits artinya pembajak pembajak tanah, dan Hammam berarti Si tekad baja. Keduanya menggambarkan kemauan dan kerja penuh kesungguhan. Seorang muslim perlu memiliki skill dalam mengais rizki, sehingga tidak menjadi beban malahan dapat membantu sesama.
Rasulullah bersabda :
”Sesungguhnya Allah menyukai orang mukmin yang bekerja dengan keahliannya”(HR. Thabrani).

  1. Mujahid terhadap Dirinya
”Mujahid adalah orang yang berjihad terhadap dirinya untuk mentaati Allah” (HR Ahmad).
Kita bisa berjihad terhadap diri sendiri kapan dan dimana saja, yaitu mengkondisikannya agar tetap berada dalam ketaatan kepada Allah. Ada 4 hal yang dapat dilakukan :
1.      Mempelajari petunjuk, yakni ajaran islam sebagai jalan keselamatan dunia akherat
2.      Mengamalkannya
3.      Mengajak orang kepada petunjuk tersebut
4.      Bersabar dalam menghadapi tantangan dan gangguan dalam mengajak.

  1. Berdaya Guna Waktunya
Waktu lebih berharga bagi seseorang dibanding rupiah dan emas. Waktu adalah kehidupan. Sesungguhnya menyia-nyiakan waktu berarti memterlantarkan kehidupan. Seorang muslim sadar betul bahwa di akherat nanti akan ditanya :
”...umurnya, untuk apa ia habiskan?” (HR Tirmidzi).

  1. Tertata Semua Urusannya
Hidup terprogram dan terencana, itu diperintahkan Allah.demikian pula dengan urusan seorang muslim, harus memiliki maaanajemen dan penataan dan penanganan yang kuat.
”Hendaklah setiap diri melihat apa yang sudah ia perbuat untuk ahri esok?” (QS. Al-Hasyr/59:18).

  1. Bermanfaat Bagi Orang Lain
”sebaik-baik orang adalah yang paling banyak memberi manfaat bagi sesama”(HR Thabrani).
Saat kita terputus karena kematian, maka ilmu yang bermanfaat dan kebaikan yang dilanjutkan akan menjadi amal jariah kita yang selalu mengalirkan pahala.



                                                                        Dikutip dari ;
                                                                        Labbaik, Edisi 21 tahun XXI Juni 2012




RAMADHAN JALAN TAQWA

”Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu shaum sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al Baqarah :183).

”Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, Allah SWT memerintahkan kepadamu shaum di bulan itu” (HR. Ahmad, Nasai dan baihaqi dari Abu Hurairah ra).

Ramadhan bulan penuh rahmat, berkah dan bulan yang dijanjikan sebagai penghapus dosa. Bulan yang didalamnya ada satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.

  1. Keutamaan bulan Ramadhan
a.       Bau mulut orang yang shaum lebih harum disisi Allah SWT daripada bau minyak kesturi (HR. Bukhari dan Muslim)
b.      Allah menghiasi sorgaNya setiap hari sambil berkata : ”Hamba-hambaKu yang shaleh ingin melepaskan beban penderitaanya dan mereka sangat ingin memasukinya.”
c.       Setan-setan dibelenggu sehingga mereka tidak dapat menyesatkan hamba-hamba Allah yang shaleh ke arah kemaksiatan dan kejahatan.
d.      Shaum termasuk  ibadah yang paling utama dan ketaatan yang paling besar.
e.       Pahala shaum Ramadhan dilipatgandakan.
f.       Banyaknya peluang ampunan di bulan Ramadhan.

  1. Ampunan di bulan Ramadhan
a.       Shaum
Rasulullah bersabda: Barang siapa shaum Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu”(HR. Al Bukhari-Muslim).

b.      Shalat tarawih/shalat malam
Rasulullah bersabda : ”Barang siapa melakukan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari-Muslim).

c.       Memberi ifthar (makanan untuk berbuka)
Sabda Rasulullah ;
Barang siapa yang di dalam bulan Ramadhan memberi ifthar kepada orang yang shaum, niscaya hal itu menjadi (sebab) ampunan dari dosa-dosanya dan pembebasan dirinya dari api neraka” (HR. Ibnu Khuzaimah, Baihaki, dll).

d.      Beristigfar dan berdoa pada waktu berbuka puasa dan menjelang berbuka
Rasulullah SAW bersabda :
”Tiga doa yang tidak ditolak; doa orang tua terhadap anaknya, doa orang yang sedang berpuasa dan doa seorang musafir” (HR. Baihaqi).

e.       Dimohonkan ampunan oleh para malaikat
Rasulullah bersabda : ” Para malaikat memohonkan ampunan untuk orang-orang yang shaum sampai mereka berbuka” (HR. Ahmad).

  1. Hikmah Shaum
a.       Ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, sebagai wujud ketaqwaan kepadaNya.
b.      Hati senantiasa terbimbing untuk ingat dan berdzikir kepada Allah SWT.
c.       Orang kaya akan merasa bersyukur dan menjadikannya dermawan, karena nikmat yang telah Allah berikan berkat turut merasakan penderitaan si miskin.
d.      Membiasakan diri mengekang, menguasai dan mengendalikan hawa nafsu
e.       Menghilangkan rasa sombong dan menjadikannya tawadlu’ lemah lembut.
f.       Tubuh menjadi sehat, shaum meberi kepsempatan organ-organ tubuh beristirahat/mengurangi kerjanya.

  1. Menghidupkan bulan Ramadhan
a.       Shalat malam (qiyamulLail)
Rasulullah SAW bersabda :
”Barang siapa yang mengerjakan qiyam (shalat malam) pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”(HR. Bukhari-Muslim).

b.      Shadaqoh dan memberi makan orang yang berbuka shaum
Rasulullah bersabda ;
”Sebaik-baik shadaqah yaitu sadaqoh di bulan Ramadhan” (HR. Tirmidzi dari Anas r.a).
”barang siapa memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang shaum maka baginya pahala seperti pahala orang yang shaum, dengan tidak mengurangi pahala orang tersebut sedikitpun” (HR Ahmad dan An Nasa’i)

c.       Rajin membaca Al Qur’an
Bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur’an, diriwayatkan bahwasanya Rasulullah setiap malam di bulan Ramadhan mengulang hafalannya di hadapan Malaikat Jibril (Mutafaqun’Alaih).

d.      Duduk di masjid hingga terbit matahari
Diriwayatkan bahwasannya Rasulullah apabila setelah shalat fajar (subuh) beliau duduk di tempat sholatnya sampai terbit matahari (HR Muslim).

e.       I’tikaf
Diriwayatkan bahwa Rasulullah beri’tikaf setiap Ramadhan pada sepuluh hari terakhir (HR Bukhari).

f.       Melaksanakan umrah
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan seperti Haji bersamaku” (HR. Al Bukhari)

g.      Mengharap mendapat Lailatul Qadar
Diriwayatkan bahwa Rasulullah beri’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan dan beliau bersabda: ”carilah lailatul Qadar pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan”(Mutafaqun ’Alaih).

h.      Memperbanyak dzikir, doa dan istighfar


  1. Keutamaan sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan
a.       Rasulullah SAW lebih banyak meningkatkan amalan daripada hari-hari lainnya.
b.      Rasulullah SAW menghidupkan malamnya dengan melakukan shalat, membaca Al Qur’an dan dzikir
c.       Lailatul Qadar ditrunkan Allah pada satu malam diantara sepuluh malam terakhir
d.      Rasulullah melakukan iti’kaf (menetap di masjid) pada sepuluh hari terakhir untuk berkonsentrasi melakukan ibadah kepada Allah.

  1. Lailatul Qadar
Allah menurunkan Al Qur’anul karim secara sekaligus dari Lauhil Mahfudz ke Baitul ’Izzah(langit pertama) pada Lailatul Qadar. Kemudian di turunkan secara berangsur-angsur kepada rasulullah SAW sesuai dengan konteks berbagai peristiwa selama 23 tahun.
Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih baik dari seribu bulan, artinya beribadah di malam itu dengan ketaatan, shalat, membaca, dzikir, dan do’a lebih baik dari beribadah selama seribu bulan pada bulan yang di dalamnya tidak ada Lailatul Qadar.
Keutamaan Lailatul Qadar yaitu keberkahan yang melimpah dan banyaknya malaikat yang turun pada malam itu, termasuk malaikat Jibril. Mereka turun dengan membawa semua perkara, ketentuan yang baik dan buruk yang merupakan takdir Allah SWT.
Tentang waktu saat lailatul Qadar, rasulullah bersabda : ” Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan” (HR. Al Bukhari-Muslim).

  1. Zakat Fitrah
Pada akhir bulan ramadhan Allah mewajibkan kita mengeluarkan zakat fitrah sebelum menunaikan shalat Idul Fitri. Zakat fitrah wajib dikeluarkan oleh kepala keluarga untuk dirinya sendiri dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, seperti istri, anak dan kerabatnya.Untuk beras sebanyak satu sha’(2,5-3 kg berassesuai kadar air dan kualitas beras). Hikmah diwajibkan zakat fitrah yaitu sebagai penyempurna ibadah shaum dan wujud perbuatan ihsan kepada orang fakir, mencegah mereka meminta-minta di hari raya dan agar mereka dapat bersama-sama menikmati kegembiraan karena hariraya itu diperuntukan bagi seluruh kaum muslimin.

  1. Idul Fitri
Pada hari itu kita disunahkan menampakkan rasa suka cita dengan tanpa menjadikannya lupa untuk taat kepada Allah. Adapun yang dilakukan kebanyakan orang dengan berduyun-duyun memenuhi tempat hiburan adalah tidak dibenarkan.
Sunah seputar shalat Id, yaitu :
a.       Mandi sebelum shalat Id.
b.      Mengenakan pakaian terbaik yang dimilikinya
c.       Makan sebelum pergi ke tempat shalat Id
d.      Mengakhirkan shalat id agar kaum muslimin memiliki kesempatan untuk membagikan zakat fitrahnya
e.       Pergi ke shalat Id setelah terbit matahari dan selama perjalanan senantiasa bertakbir
f.       Pulang dari shalat id melalui jalan yang berbeda dengan ketika berangkat.

Dikutip dari
Adzkia Indonesia, LPP Al Irsyad Al islamiyyah Purwokerto



MENGENAL DERAJAT MUTAQIN
Oleh  : Amin Hidayat

Jamaah RA
Melalui mimbar kultum, lebih dahulu, di bulan suci ini, saya mengajak kepada jamaah mari bersyukur kepada Allah, sampai detik ini kita masih dikaruniai rahmat, hidayah dan inayah dari Allah SWT, sehingga kita bisa hadir di mesjid tercinta ini tanpa aral suatu apapuk.
 Syukur kita kepada Allah SWT tidak sekedar mengucapkan Al-Hamdulillah, namun harus diwujudkan atau dibuktikan dengan taat, berbakti kepada Allah SWT menjalankan apa-apa yang diperintahkan Allah kita laksanakan dengan semestinya, dan apa yang menjadi larangannya benar-benar kita jauhi atau hindari. Kata lain, dimanapun,kapanpun dalam keadaan apapun kita senantiasa takut dan bertaqwa kepada Allah. Dengan demikian kita akan terjaga kukuh pada jalan yang lurus. Taqwa juga dapat mendatangkan rahmat, taufik lan hidayah dari Allah SWT yang pada akhirnya menerima keselamatan dunia-akhirat.

Sebagaimana petunjuk Allah dalam QS Ali Imran 102 :
Firman1 
“Hai orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa dan janganlah hendaknya kamu mati kecuali dalam Islam”.

Innallaha ma’alladziinat taqau walladzina hum muhsinuuna
“ Sesungguhnya Allah menyertai orang-orang yang taqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan”

Innaakromakum indallahi atqaakum
“Sesungguhnya yang paling mulya dari kalian semua di sisi Allah adalah orang yang paling bertaqwa.”

Dari kandungan firman tersebut sudah jelas bahwa, perbuatan taqwa bukan hanya terbatas di dalam ketaatan lingkup menjalankan shalat, puasa, berdzikir, membaca Al Qur’an atau amalan sejenis itu, melainkan juga dalam hal kesopanan kita dalam bergaul, kedisiplinan kita dalam menjalankan tugas Negara, kearifan kita dalam membina rumah tangga. Memang bertaqwa akan sukar kita laksanakan jika tidak disertai dengan keteguhan iman.
Sebagai umat pilihan, setiap diri seorang muslim harus introspeksi, mawas diri. Apakah kita itu hanya mengenal Allah ketika shalat, setelah itu tidak terlintas lagi. Untuk menjadi hamba yang dicintai dan mencintai Allah, tidaklah mudah. Karena apa yang dilakukan selalu bertentangan dengan nafsu. Oleh sebab itu nafsu harus kita tundukkan.
Resepnya adalah :
1.      Dengan membersihkan hati.
 Percakapan Rasulullah saat ditanya tentang siapakah orang yang paling utama itu. Beliau menjawab bahwa orang yang paling utama itu adalah setiap orang bersih hati dan benar lidahnya. Orang yang bertanya menimpali, kami sudah mengerti tetang orang yang benar lidahnya, tetapi kami belum mengerti tentang orang yang bersih hatinya. Rasul menjawab, yaitu orang yang bertaqwa, bersih, jauh dari dosa, tidak jahat, tidak pendendam, dan tidak ada dengki (Hadist Shohih Riwayat Ibnu Madjah dari Abdullah bin Amr).
2.      Berlaku sabar
Hasan Al Basyri memilah kesabaran menjadi 2 :
1.      Sabar menghadapi kemalangan dan penderitaan
2.      Sabar mengendalikan diri dari hal-hal yang Tuhan perintahkan agar kita menjauhi dan membuang apa yang dilarang kita kerjakan.
Dengan berlaku seperti ini, akan lahir kesadaran bahwa manusia adalah hamba ciptaan Allah SWT.
3.      Ma’rifatullah, Mengenal Allah
Suatu ketika ada yang bertanya kepada Rasul, dimanakah Allah berada, di langit atau di bumi? Rasulullah menjawab, di dalam hati para hambaNya yang mukmin. Dari jawaban Rasul bisa ditarik pelajaran bahwa makrifat tertinggi kepada Allah adalah kebenaran penglihatan mata hati. Senada dengan jawaban Imam Ali bin Abi Tholib ditanya seseorang, Apakah Imam Ali pernah melihat Allah? Ali menjawab, Dia (Allah SWT) tidak bisa dilihat dengan penglihatan mata, tapi dapat dilihat dengan mata hati melalui keimanan.
4.      Mahabbah Ilallah atau kecintaan kepada Allah SWT
Bentuk cinta manusia yang paling tinggi, bening, jernih, dan spiritual adalah kecintaan pada Allah SWT. Dalam setiap tindakan, perbuatan dan pemikiran selalu tertuju kepada harapan, penerimaan dan ridloNya. Orang boleh cinta pada harta, istri, anak, orang tua, tetapi Islam mengatur kecintaan itu tidak boleh mengalahkan kecintaan pada Allah SWT.

Tentang cinta kepada Allah ini adalah sebuah perbuatan yang bersumber pada iman. Semakin kuat iman seseorang, semakin erat pula cinta pada Allah SWT. Sebagaimana dinyatakan dalamAl Qur’an Surat Al Baqoroh 165:

Walladzii na aamanuu asaddu hubbal-lillahi
“Orang-orang yang beriman itu sangat cinta pada Allah SWT.”

Menurut Imam Ghozali sebagaimana dijabarkan dalam “Ihya’ Ulumuddin” ada 10 tanda orang yang mencintai Allah :
1.      Tidak ragu menghadapi kematian
2.      Senantiasa berusaha mengendalikan hawa nafsu
3.      Selalu ingat tidak lepas pada Allah,
4.      Rajin Berkhalwat
5.      Senantiasa intropeksi
6.      Merasakan bahagia dan menikmati dalam beribadah
7.      Ramah terhadap sesame muslim dan tegas terhadap orang-orang ingkar
8.      Beribadah bukan karena takut tapi merasakan sebagai kewajiban dan kebutuhan
9.      Berusaha menyembunyikan kebaikan yang diperbuat
10.  Selalu melekat hatinya pada Allah dan ridlo menerima segala cobaan

Orang yang bertaqwa dijamin oleh Allah diberi jalan keluar dari kesempitan, diberi kemudahan di dalam segala urusan, diberi kelancaran jalan rizkinya. Semoga kita semua termasuk golongan orang yang bertaqwa.

Ciri-ciri /Indikator orang mutaqqin  menurut Iman Ar Rozi dalam bukunya Zawawi Hasan menyebutkan sebagai berikut :
1.      Al ladziina yaquuluuna rabbanaa innanaa aamannaa, Orang yang berani mengucapkan keimanannya kepada Allah dimanapun dan kapanpun.
2.      Ah shoobiriina, mempunyai kesabaran.
3.      Ashshoodiqiina, benar dalam pengucapan, perbuatan
4.      Al qoonitiina, taat menjalankan agama.
5.      Al munfiqiina, mrnginfaqkan sebasgian hartanya untuk kepentingan agama
6.      Wal mustaghfiriina bil ashaari, melaksanakan sholat malam, memperbanyak doa dan ampunan saat waktu sahur

Akhirul khalam, Mari kita senantiasa berdo’a kehadirat Allah yang Maha Murah dan Maha Asih, mudah-mudahan senantiasa melimpahkan Rahmat dan HidayahNya kepada kita semua. Senantiasa memberi petunjuk kepada kita pada jalan yang lurus. Mudah-mudahan kita termasuk golongannya orang-orang yang memiliki derajat mulia di sisi Allah, selamat fid dun ya wal akhirah.
Amin ya robbal alamin



TAUBAT

Perintah Taubat dan Keutamaannya

“Bertaubatlah kamu semua kepada Alloh hai orang-orang mu’min, agar supaya kamu bahagia” (QS.an- Nur: 31)

Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kamu semua kepada Alloh dengan taubat yang murni” (QS. At- Tahrim:8)

Sesungguhnya Alloh itu mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang suci” (QS. Al-Baqarah: 222)

Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa bila dalam dirinya timbul perasaan was-was dari setan, mereka segera mengingat . Maka seketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya” (QS. Al-A’raf:201)

Sabda Rosululloh:

Orang yang bertaubat adalah kekasih Alloh. Dan orang-orang yang bertaubat dari dosa itu seperti orang yang tidak punya dosa” (HR. Ibnu Majah).

Dengan demikian, taubat itu hukumnya wajib bagi orang-orang mu’min, yang beriman kepada Alloh swt. Karena, tidak ada satu orang pun yang terbebas dari kesalahan/kekhilafan.  Bahkan seorang Rosululloh Muhammad saw bersabda, ”Sesungguhnya hatiku ditipu syahwat, sehingga aku memohon ampun kepada Alloh swt, dalam sehari semalam tujuhpuluh kali

Pengertian Taubat

Ilmu yang berupa iman/keyakinan atas kekuasaan Alloh swt, akan membawa seseorang mengukur perbuatannya dengan aturan-aturan yang telah ditetapkanNYA. Jika ternyata perbuatannya melenceng dari aturan (maksiat), dalam hati orang tersebut akan timbul penyesalan yang mendalam. Oleh karena itu ia kemudian memohon ampun, dan berjanji untuk berhenti, tidak mengulangi perbuatan maksiat itu lagi sampai kapanpun.
Tanpa ilmu berupa iman dan keyakinan terhadap Alloh swt, orang tidak akan memiliki pengetahuan dan kesadaran tentang perbuatan maksiat. Sehingga, tanpa ilmu pula seseorang tidak akan bertaubat.

Syarat Taubat yang Diterima Alloh swt

Sesungguhnya taubat di sisi Alloh hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahilan, yang kemudian mereka bertaubat dengan segera, maka mereka itulah yang diterima taubatnya, dan Alloh Mahamengetahui lagi Mahabijaksana” (QS. An-Nisa:17)

Dan tidaklah taubat itu diterima alloh dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka (barulah) ia mengatakan ”Sesungguhnya saya bertaubat sekarang”. Dan tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati, sedangkan mereka dalam kekafiran...” (QS. An-Nisa:18)

Berdasarkan ayat tersebut, taubat seseorang hanya akan diterima oleh Alloh swt jika:

  1. Perbuatan yang dilakukan hanya berupa kejahilan. Artinya, perbuatan maksiat tersebut dilakukan karena ketidaktahuan, atau ketidakmampuan diri menekan hawa nafsunya.
  2. Perbuatannya bukanlah kejahatan yang sengaja dilakukan secara sadar dan terus menerus.
  3. Tidak menunda-nunda waktu taubat/ dilakukan sesegera mungkin setelah mengerti kesalahannya.
  4. Taubat harus dilakukan sebelum sakaratul maut (nafas sampai di tenggorokan).
  5. Disertai penyesalan yang sungguh-sungguh tentang kesalahannya. Seperti sabda Rosululloh saw, ”Penyesalan itu adalah taubat.”
  6. Berhenti melakukan perbuatan maksiat tersebut, dan tidak pernah mengulangi lagi.
  7. Jika maksiat tersebut berhubungan dengan orang atau pihak lain, maka taubatnya harus disetai dengan maaf dan ridlo dari yang bersangkutan. Setelah itu baru bertaubat kepada Alloh swt, dengan beristighfar dan sholat taubat.

Jika taubat telah dilakukan, seseorang harus terus mengingat kesalahan yang pernah dilakukan, sehingga ia tidak mengulangi dan atau berusaha menghindari penyebabnya, meskipun hal yang kecil sekalipun. Tidak ada yang namanya dosa kecil jika disertai ishrar atau dilakukan secara terus-terusan. Sebaliknya, tidak ada dosa besar jika disetai dengan istighfar (mohon ampun).



















MANUSIA TAKKAN LEPAS DARI 6 HAL
Dirangkum dari ceramah Bp Kyai Haji Ahmad Kifni

  1. Dari salah
Manusia tidak lepas dari suatu kesalahan dan dosa. Oleh karena itu tidak perlu gengsi atau malu meminta maaf dan memafkan, mohon ampun kepada Allah. Dalam bermasyarakat, bertetangga, dibutuhkan silaturrahim untuk menjaga persaudaraan, jangan sampai memutus tali silaturrahim.

  1. Dari sakit
Orang sakit raganya cepat-cepat dicarikan obatnya, namun bila kena penyakit hati, tidak sesegera mungkin mencari obatnya.

  1. Dari kematian
Kematian tidak perlu ditakuti, justru menurut HAMKA yang ditakuti setelah kematian, karena akan dimintai pertanggungjawabannya selama hidup di dunia.

  1. Dari ketidakpuasan
Kepuasan manusia tiada batasnya, punya harta satu gunung pasti kepengin dua, punya satu istri, sejujurnya untuk bapak-bapak terbersit kepengin mencoba extra fooding yang lain dan seterusnya. Dalam hidup kita janganlah melihat ke atas, namun justru lihatlah di bawahnya kita, sehingga akan tumbuh rasa syukur.

  1. Dari perjalanan waktu
Waktu lampau adalah sangat jauh sedangkan waktu yang akan datang sebenarnya dekat, karena pasti akan dilalui, sedangkan waktu lampau tidak mungkin berulang. Kiamat sudah dekat, karena kita yakin kiamat yang akan datang pasti akan dilalui.

  1. Dari repot
Biasakan untuk bisa memenej waktu dengan baik khsusnya terkait waktu ibadah. Jangan sampai waktu kita diperbu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar