Total Tayangan Halaman

Senin, 07 Mei 2012

PUBLIKASI ILMIAH


MENULIS KREATIF

           Menulis merupakan salah satu ciri masyarakat ilmiah. Penulis yang efektif adalah mereka yang terbiasa berpikir kritis, analitis, konstruktif, inovatif, dan produktif. Untuk menjadi penulis yang baik, seseorang juga harus mampu berpikir kreatif. Adapun ciri-ciri orang kreatif antara lain; terbuka terhadap pengalaman baru, luwes/fleksibel dalam berpikir, bebas dalam mengemukakan pendapat, imajinatif dalam mencari alternative baru, memiliki perhatian/berkemauan kuat terhadap kegiatan penciptaan, teguh dalam mengajukan pendapat/pandangan, dan mandiri dalam mengambil keputusan.
Menulis sebagai kegiatan mengungkapkan gagasan melalui bahasa tulis meliputi 4 unsur.
  1. Gagasan. Yaitu pendapat, pengalaman, pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang.
  2. Tuturan. Yaitu bentuk pengungkapan gagasan yang dipilih sehingga tulisan dapat dipahami pembaca. Seperti; narasi (penceritaan), deskriptif (pelukisan), eksposisi (pemaparan), dan atau argumentasi (perbincangan).
  3. Tatanan, yaitu penyusunan gagasan sesuai aturan/asas/teknik, sampai merencanakan kerangka dan langkah, sesuai dengan jenis tulisan yang akan dibuat.
  4. Wahana, berupa bahasa yang meliputi; tata bahasa, kosa kata, diksi atau pilihan kata, dan retorika atau gaya bahasa.
Secara ringkas, proses penciptaan karya tulis tercapai setelah melalui beberapa langkah pokok.
  1. Tahap preparasi/persiapan, berupa pengumpulan informasi dan data yang dibutuhkan.
  2. Tahap inkubasi/pengendapan. Pada tahap ini seluruh bahan mentah yang telah diperoleh dan relevan diendapkan sehingga benar-benar dikuasai.
  3. Tahap iluminasi. Sering juga disebut tahap manifestasi, ketika seseorang mewujudkan gagasannya melalui karya tertentu. Pada tahap ini seluruh ide yang telah diendapkan menjadi jelas dan terang, sehingga tujuan atau penulisan karya dapat dilaksanakan dan diselesaikan.
  4. Tahap verifikasi, yaitu ketika seorang  penulis melaukan evaluasi terhadap karyanya sendiri secara kritis. Jika diperlukan, dapat dilakukan perbaikan dengan modifikasi, revisi, maupun kegiatan lainnya sebelum kemudian dilakukan sosialisasi karya, baik melalui media massa maupun berupa buku.  
Kegiatan menulis akan menjadi lebih mudah jika:
  1. Menjadikan menulis sebagai sebuah kebiasaan.
  2. Menguasai masalah yang hendak ditulis.
  3. Tidak takut membuat kesalahan atau bahkan ditolak oleh penerbit.
  4. Bersedia sharing dan terbuka terhadap kritik.
  5. Disiplin dan tidak malas.
Langkah-langkah sebelum penulisan.
  1. Tentukan frame of thingking/pola pikir. Pada tahap ini, pilihlah secara selektif pengetahuan-pengetahuan yang telah dimiliki/dihimpun.
  2. Tentukan tema tertentu. Sebuah tema tidak harus sesuatu yang besar atau hebat, tetapi berangkat dari sesuatu yang benar-benar dikuasai/dipahami. Agar menjadi lebih mudah dimuat/layak jual, tema seyogyanya bersifat aktual, proximitas (berkaitan dengan nilai-nilai sosial masyarakat sasaran), human interest (menyentuh ruang batin kemanusiaan), dan khas atau langka.
  3. Buatlah out of line/garis besar perencanaan agar tulisan tetap fokus pada tema yang telah ditetapkan. Wujudnya bisa berupa kerangka karangan, atau berupa rumusan pertanyaan yang harus dicari jawabannya melalui berbagai metode (metodologi). Seperti; wawancara narasumber, observasi objek, studi literature, dokumentasi.
  4. Mengembangkan gagasan. Dalam tahap ini, penulis dapat memilih alternatif pola penulisan yang sesuai. Seperti; 5w 1h (what, who, when, where, why, dan how), pola narasi, deskripsi dan eksposisi, atau  pola lain yang lebih bervariasi.
  5. Perkaya tulisan agar lebih menarik, komunikatif, dan tidak membosankan. Antara lain dengan memperkaya penguasaan kosa kata, sinonim, gaya bahasa. Termasuk pula penguasaa kata ganti, misalnya  melalui pengetahuan yang mendalam tentang narasumber, objek.  Jauhkan kebiasaan mengulang-ulang satu kata yang sama dalam sebuah kalimat/paragraf.
  6. Melakukan evaluasi/swasunting.
Yang harus diperhatikan dalam menulis di media massa:
  1. Space atau alokasi tempat yang tersedia di dalam halaman. Jika pendek cukup dengan straight news, dengan acuan 5w 1h. Jika panjang, tulisan dapat dibagi sesuai angel-angel/bagian-bagian yang bersesuaian. Dapat pula ditambahkan data-data presisi atau data tambahan yang diperoleh melalui infestigated report, jajak pendapat, atau data pembanding dari lembaga terkait. Interpretasi penulis terhadap data/fakta yang diperolehdapat ditambahkan, namun harus menghindarkan diri dari opini pribadi. Opini baru dapat dituangkan jika telah melalui pernyataan narasumber yang valid/sesuai.
  2. Ingat kode etik jurnalistik. Tulisan harus berimbang dan adil, cermat dan tepat, tidak rancu antara fakta dengan opini, nama terang narasumber/sumber pustaka jelas kecuali atas permintaan narasumber, judul mencerminkan isi, pegang teguh off the record, tidak bersifat propaganda hingga menguntungkan salah satu pihak dan merugikan pihak lain.
Agar tulisan (dalam media massa) mudah dipahami:
  1. Usahakan kalimatnya pendek-pendek. Gunakan kalimat seefektif mungkin, tidak berlebihan tetapi juga tidak terlalu hemat.
  2. Kalimat sederhana dan tidak berbelit-belit.
  3. Pilih kata-kata atau istilah umum yang akrab dengan pembaca.
  4. Saat menulis, posisikan diri seperti sedang bercakap-cakap dengan pembaca.
  5. Usahakan menyentuh langsung pengalaman pembaca.
  6. Bertuturlah secara fariatif dengan gaya bahasa yang menarik dan komunikatif.
  7. Menulislah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan (hindari istilah-istilah ilmiah/latin/asing sedapat mungkin).
  8. Jika perlu, gunakanlah ilustrasi berupa bagan, gambar, maupun contoh.
  9. Hindarkan penggunaan kata; dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya.

KARYA ILMIAH

             Karya ilmiah merupakan karya dalam suatu  bidang ilmu, berisi ilmu pengetahuan pada disiplin ilmu tertentu. Penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah baku, diakui, diterima, dan diberlakukan di kalangan ilmuwan pada bidangnya masing- masing. Oleh karena itu, sistematika maupun bahasanya hanya mudah dipahami oleh mereka yang menjadi bagian integral dari masyarakat bidang ilmu bersangkutan. Sedangkan masyarakat dari bidang ilmu lainnya, apalagi yang awam akan kesulitan memahaminya.
Kerangka berpikir ilmiah lebih mendasarkan segala sesuatu pada rasio, akal, dan nalar manusia, bukan pada perasaan, hati maupun intuisi. Pola berpikir ilmiah harus pula jelas, teratur, terbuka, runtut, tertib, dan konsisten.
Sebuah karya/tulisan ilmiah harus memperhatikan etika penelitian maupun penulisan.
  1. Tidak melakukan pelanggaran ilmiah, seperti; menjiplak, mamalsukan data atau mengubah hasil penelitian di lapangan, menyimpang dari metodologi yang digunakan, membuat data sendiri, mengklaim hasil penelitian orang lain.
  2. Peneliti harus memiliki kesadaran yang tinggi atas status dan perannya sebagai ilmuwan, juga terhadap norma-norma yang harus dipatuhi.
  3. Penelitian tidak merugikan bagi responden/objek  maupun subjek penelitian.
  4. Penelitian dilakukan dengan seijin subjek/objek penelitian.
  5. Peneliti tidak merendahkan/melecehkan perasaan sehingga mengganggu responden.
  6. Memberikan jaminan kerahasiaan bagi subjek yang memang menginginkannya.
  7. Menjaga privacy responden.
  8. Tidak memaksakan subjek/objek untuk diteliti.
  9. Mengikuti format standar yang telah disepakati di lembaga atau kalangan ilmuwan pada disiplin ilmu tertentu.
  10. Menciptakan keseragaman dalam penulisan.
  11. Menghargai dan menghormati hasil karya orang lain, dengan mencantumkan namanya secara jelas jika mengutip pendapatnya.
Ciri-ciri tulisan ilmiah murni:
  1. Menggunakan format baku. Pada dasarnya terdiri atas; pembukaan, pembahasan, dan penutup.
  2. Menggunakan bahasa baku, sesuai dengan kaidah kebahasaan, EYD, dan relatif  terkesan kaku.
  3. Banyak menggunakan istilah khusus, istilah ilmiah atau asing/latin sesuai bidang ilmu masing-masing  yang hanya dipahami oleh orang-orang di dalam disiplin ilmu bersangkutan.
  4. Orang awam relatif kesulitan memahami, tetapi mudah terpahami oleh mereka yang memang berkecimpung dalam disiplin ilmu bersangkutan.
Sistematika penulisan karya ilmiah murni pada umumnya meliputi:
  1. Judul/title. Hendaknya judul dibuat singkat, jelas, menggambarkan isi tulisan.
  2. Lembar pengesahan.
  3. Persembahan dan kata mutiara.
  4. Kata pengantar.
  5. Daftar isi.
  6. Abstrak/ringkasan tulisan.
  7. Pendahuluan:
a.       Latar belakang masalah.
b.      Identifikasi masalah
c.       Pembatasan masalah.
d.      Rumusan masalah.
e.       Tujuan penelitian.
f.       Manfaat penelitian.
  1. Kajian teori
  2. Metodologi penelitian
  3. Hasil penelitian dan pembahasan.
  4. Penutup (kesimpulan, implikasi, dan saran).
  5. Daftar pustaka
  6. Lampiran
  7. Daftar riwayat hidup penulis.

KARYA ILMIAH POPULER

Yaitu tulisan yang bersifat ilmiah dan ditujukan bagi masyarakat umum. Oleh karena itu, penyajiannya dilakukan dengan menggunakan bahasa popular yang lebih mudah dimengerti masyarakat luas.
Pada dasarnya, karya ilmiah popular tetap harus memperhatikan prinsip-prinsip dasar sebagai sebuah karya ilmiah. Antara lain;
  1. harus jujur,
  2. seimbang/tidak berat sebelah,
  3. tertib,
  4. jelas, ringkas, dan tepat dalam pemaparannya.
  5. Sedikit perbedaan terletak pada penggunaan bahasa yang relatif harus lebih mudah dipahami (tidak terlalu banyak menggunakan kutipan, dan tanpa menggunakan catatan kaki).
  6. Selain itu, karya ilmiah popular diuraikan mulai dari bagian yang penting bergerak ke bagian yang kurang penting, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya pemotongan naskah oleh redaktur media massa. 
  7. Meski terbatas pembahasannya harus tetap mendalam. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkaya materi melalui kegiatan membaca sebanyak mungkin.
  8. Meski harus tetap memperhatikan kaidah penggunaan bahasa baku, hindari bahasa baku  yang kaku, tak perlu menggunakan kata/istilah/kalimat yang muluk-muluk, tetapi penuturannya teratur, ringan, sederhana, serta mudah dipahami oleh khalayak luas, bahkan yang tidak memiliki dasar pengetahuan dasar tentang tema sekalipun.
Agar tulisan (dalam media massa) mudah dipahami:
  1. Usahakan kalimatnya pendek-pendek.
  2. Kalimat sederhana dan tidak berbelit-belit.
  3. Pilih kata-kata atau istilah umum yang akrab dengan pembaca, seefektif mungkin menggunakan istilah ilmiah.
  4. Saat menulis, posisikan diri seperti sedang bercakap-cakap dengan pembaca.
  5. Usahakan menyentuh langsung pengalaman pembaca.
  6. Bertuturlah secara fariatif dengan gaya bahasa yang menarik dan komunikatif.
  7. Menulislah untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan (hindari istilah2 ilmiah/latin/asing sedapat mungkin).
  8. Jika perlu, gunakanlah ilustrasi berupa bagan, gambar, maupun contoh.
  9. Hindarkan penggunaan kata dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya, karena hanya menunjukkan kemalasan anda.
Pola-pola penulisan.
  1. DAM-D: Duduk perkara-Alasan-Misal-Duduk perkara. Pola ini cocok untuk menguraikan topik tentang ranah nilai, arti, fungsi, manfaat sesuatu hal.
  2. DSD: Dahulu-Sekarang-Depan/yang akan Datang. Biasanya digunakan untuk menceritakan bagaimana sesuatu ditanggapi, dipahami, ditaati/dilakukan pada masa dahulu,  sekarang, dan kemungkinannya di masa depan.
  3. PM-HT: Perhatian-Minat-Hasrat-Tindakan. Pola ini tepat untuk menulis naskah pidato, sambutan, wajangan, atau kampanye. Dimaksudkan untuk menggugah perhatian, membangkitkan minat/hasrat, dan mengobarkan semangat dalam rangka membangkitkan kemauan pembaca untuk bertindak.
  4. 5W-1H: What-Who-Where-When-Why-How. Berita-berita dalam surat kabar biasa menggunakan pola ini.
  5. TAS: Tesis-Antitesis-Sintesis. Pola ini sesuai untuk menyusun proposal. Diawali dengan penyajian ide dari dua segi yang berlawanan; kebaikan-keburukan, kelebihan-kekurangan, untung-rugi, lalu diikuti dengan pandangan penulis tentang alternative jalan tengah yang dapat ditempuh.
  6. Introduksi (pendahuluan)-Pengembangan (pembahasan)-Kesimpulan (penutup). Biasanya digunakan dalam penulisan essay.

PENULISAN BUKU PELAJARAN

Prinsip pokok dalam penulisan buku pelajaran adalah, buku disusun untuk siswa bukan guru. Dengan demikian, buku harus mudah dibaca, dipahami, dan membantu studi siswa.  Buku sebagai alat untuk mempermudah pemahaman, mudah diingat, dimengerti, dan diterapkan oleh siswa. Karena itu, sangat perlu memperhatikan aspek-aspek psikologis.
Yang harus diperhatikan dalam menulis buku pelajaran.
  1. Bahan apa yang disyaratkan untuk mata pelajaran bersangkutan. Meliputi; apa yang harus diketahui, apa yang sewajarnya diketahui, dan apa yang dapat diketahui. Penyajiannya harus memperhatikan alur; yang sederhana diikuti yang rumit, yang lama dilanjutkan yang baru, yang konkret baru yang abstrak , yang umum dilengkapi dengan yang detail.
  2. Ciri khas proses belajar /mengajar.
  3. Sistem yang diperlukan agar bahan bersangkutan dapat dipahami dengan baik.
Strategi Menulis Buku Pelajaran.
  1. Pahami kurikulum yang berlaku.
  2. Kumpulkkan bahan/materi dan kuasai sepenuhnya.
  3. Anggap seperti menulis sekumpulan artikel, satu bab sama dengan satu artikel, sehingga tidak menguras tenaga maupun waktu.
  4. Tulis dengan urutan topik yang paling disukai/dikuasai/benar-benar dipahami terlebih dahulu, dan fokus pada topik tersebut.
  5. Jika telah selesai 5-8 artikel, tinjau kembali. Urutkan secara sistematis sesuai dengan kurikulum atau rangka buku pelajaran. Koreksi kembali isi artikel, buatlah kesinambungan antara artikel satu dengan yang lain.
  6. Tambahkan bab pengantar/latar belakang dan penutup sebagai tambahan. 

Daftar Pustaka :

Sarwoko, Tri Adi. 2007. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik. Yogyakarta: Andi
Thobroni, M 2008. Asyiknya Prosa Fiksi. Yogyakarta: Pustaka Insani Madani
Panuju, Redi Drs, M.Si. 2005. Panduan Menulis untuk Pemula. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Keraf, Gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Gie, The Liang. Terampil Mengarang……….
Wibowo, Wahyu.2005.  6 Langkah Jitu tulisan Makin Hidup.  …………………..
Badudu, Js. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta: Pustaka Gramedia Utama,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar