MENULIS
KREATIF
Menulis merupakan salah satu ciri masyarakat ilmiah.
Penulis yang efektif adalah mereka yang terbiasa berpikir kritis, analitis,
konstruktif, inovatif, dan produktif. Untuk menjadi penulis yang baik,
seseorang juga harus mampu berpikir kreatif. Adapun ciri-ciri orang kreatif
antara lain; terbuka terhadap pengalaman baru, luwes/fleksibel dalam berpikir, bebas
dalam mengemukakan pendapat, imajinatif dalam mencari alternative baru,
memiliki perhatian/berkemauan kuat terhadap kegiatan penciptaan, teguh dalam
mengajukan pendapat/pandangan, dan mandiri dalam mengambil keputusan.
- Gagasan.
Yaitu pendapat, pengalaman, pengetahuan yang ada dalam pikiran seseorang.
- Tuturan.
Yaitu bentuk pengungkapan gagasan yang dipilih sehingga tulisan dapat
dipahami pembaca. Seperti; narasi (penceritaan), deskriptif (pelukisan),
eksposisi (pemaparan), dan atau argumentasi (perbincangan).
- Tatanan,
yaitu penyusunan gagasan sesuai aturan/asas/teknik, sampai merencanakan
kerangka dan langkah, sesuai dengan jenis tulisan yang akan dibuat.
- Wahana,
berupa bahasa yang meliputi; tata bahasa, kosa kata, diksi atau pilihan
kata, dan retorika atau gaya bahasa.
Secara ringkas, proses penciptaan karya tulis
tercapai setelah melalui beberapa langkah pokok.
- Tahap preparasi/persiapan,
berupa pengumpulan informasi dan data yang dibutuhkan.
- Tahap
inkubasi/pengendapan. Pada tahap ini seluruh bahan mentah yang telah
diperoleh dan relevan diendapkan sehingga benar-benar dikuasai.
- Tahap
iluminasi. Sering juga disebut tahap manifestasi, ketika seseorang mewujudkan
gagasannya melalui karya tertentu. Pada tahap ini seluruh ide yang telah
diendapkan menjadi jelas dan terang, sehingga tujuan atau penulisan karya
dapat dilaksanakan dan diselesaikan.
- Tahap
verifikasi, yaitu ketika seorang
penulis melaukan evaluasi terhadap karyanya sendiri secara kritis.
Jika diperlukan, dapat dilakukan perbaikan dengan modifikasi, revisi,
maupun kegiatan lainnya sebelum kemudian dilakukan sosialisasi karya, baik
melalui media massa maupun berupa buku.
Kegiatan menulis akan menjadi lebih mudah jika:
- Menjadikan
menulis sebagai sebuah kebiasaan.
- Menguasai
masalah yang hendak ditulis.
- Tidak takut
membuat kesalahan atau bahkan ditolak oleh penerbit.
- Bersedia sharing dan terbuka terhadap
kritik.
- Disiplin
dan tidak malas.
Langkah-langkah sebelum penulisan.
- Tentukan frame of thingking/pola pikir. Pada
tahap ini, pilihlah secara selektif pengetahuan-pengetahuan yang telah
dimiliki/dihimpun.
- Tentukan
tema tertentu. Sebuah tema tidak harus sesuatu yang besar atau hebat,
tetapi berangkat dari sesuatu yang benar-benar dikuasai/dipahami. Agar
menjadi lebih mudah dimuat/layak jual, tema seyogyanya bersifat aktual, proximitas (berkaitan dengan
nilai-nilai sosial masyarakat sasaran), human interest (menyentuh ruang batin kemanusiaan), dan khas
atau langka.
- Buatlah out of line/garis besar perencanaan
agar tulisan tetap fokus pada tema yang telah ditetapkan. Wujudnya bisa
berupa kerangka karangan, atau berupa rumusan pertanyaan yang harus dicari
jawabannya melalui berbagai metode (metodologi). Seperti; wawancara narasumber,
observasi objek, studi literature, dokumentasi.
- Mengembangkan
gagasan. Dalam tahap ini, penulis dapat memilih alternatif pola penulisan
yang sesuai. Seperti; 5w 1h (what,
who, when, where, why, dan how),
pola narasi, deskripsi dan eksposisi, atau
pola lain yang lebih bervariasi.
- Perkaya
tulisan agar lebih menarik, komunikatif, dan tidak membosankan. Antara
lain dengan memperkaya penguasaan kosa kata, sinonim, gaya bahasa.
Termasuk pula penguasaa kata ganti, misalnya melalui pengetahuan yang mendalam tentang
narasumber, objek. Jauhkan
kebiasaan mengulang-ulang satu kata yang sama dalam sebuah
kalimat/paragraf.
- Melakukan
evaluasi/swasunting.
Yang harus diperhatikan dalam menulis di media
massa:
- Space
atau alokasi tempat yang tersedia di dalam halaman. Jika pendek cukup
dengan straight news, dengan
acuan 5w 1h. Jika panjang, tulisan dapat dibagi sesuai angel-angel/bagian-bagian yang
bersesuaian. Dapat pula ditambahkan data-data presisi atau data tambahan
yang diperoleh melalui infestigated
report, jajak pendapat, atau data pembanding dari lembaga terkait. Interpretasi
penulis terhadap data/fakta yang diperolehdapat ditambahkan, namun harus
menghindarkan diri dari opini pribadi. Opini baru dapat dituangkan jika
telah melalui pernyataan narasumber yang valid/sesuai.
- Ingat kode
etik jurnalistik. Tulisan harus berimbang dan adil, cermat dan tepat,
tidak rancu antara fakta dengan opini, nama terang narasumber/sumber
pustaka jelas kecuali atas permintaan narasumber, judul mencerminkan isi,
pegang teguh off the record,
tidak bersifat propaganda hingga menguntungkan salah satu pihak dan
merugikan pihak lain.
Agar tulisan (dalam media massa) mudah dipahami:
- Usahakan
kalimatnya pendek-pendek. Gunakan kalimat seefektif mungkin, tidak
berlebihan tetapi juga tidak terlalu hemat.
- Kalimat
sederhana dan tidak berbelit-belit.
- Pilih
kata-kata atau istilah umum yang akrab dengan pembaca.
- Saat
menulis, posisikan diri seperti sedang bercakap-cakap dengan pembaca.
- Usahakan
menyentuh langsung pengalaman pembaca.
- Bertuturlah
secara fariatif dengan gaya bahasa yang menarik dan komunikatif.
- Menulislah
untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan (hindari istilah-istilah ilmiah/latin/asing
sedapat mungkin).
- Jika perlu,
gunakanlah ilustrasi berupa bagan, gambar, maupun contoh.
- Hindarkan
penggunaan kata; dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya.
KARYA
ILMIAH
Karya ilmiah merupakan karya dalam suatu bidang ilmu, berisi ilmu pengetahuan pada
disiplin ilmu tertentu. Penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan
kaidah-kaidah yang telah baku, diakui, diterima, dan diberlakukan di kalangan
ilmuwan pada bidangnya masing- masing. Oleh karena itu, sistematika maupun
bahasanya hanya mudah dipahami oleh mereka yang menjadi bagian integral dari
masyarakat bidang ilmu bersangkutan. Sedangkan masyarakat dari bidang ilmu
lainnya, apalagi yang awam akan kesulitan memahaminya.
Kerangka berpikir ilmiah lebih mendasarkan segala
sesuatu pada rasio, akal, dan nalar manusia, bukan pada perasaan, hati maupun
intuisi. Pola berpikir ilmiah harus pula jelas, teratur, terbuka, runtut,
tertib, dan konsisten.
Sebuah karya/tulisan ilmiah harus memperhatikan
etika penelitian maupun penulisan.
- Tidak
melakukan pelanggaran ilmiah, seperti; menjiplak, mamalsukan data atau
mengubah hasil penelitian di lapangan, menyimpang dari metodologi yang
digunakan, membuat data sendiri, mengklaim hasil penelitian orang lain.
- Peneliti
harus memiliki kesadaran yang tinggi atas status dan perannya sebagai
ilmuwan, juga terhadap norma-norma yang harus dipatuhi.
- Penelitian
tidak merugikan bagi responden/objek
maupun subjek penelitian.
- Penelitian
dilakukan dengan seijin subjek/objek penelitian.
- Peneliti
tidak merendahkan/melecehkan perasaan sehingga mengganggu responden.
- Memberikan
jaminan kerahasiaan bagi subjek yang memang menginginkannya.
- Menjaga privacy responden.
- Tidak
memaksakan subjek/objek untuk diteliti.
- Mengikuti
format standar yang telah disepakati di lembaga atau kalangan ilmuwan pada
disiplin ilmu tertentu.
- Menciptakan
keseragaman dalam penulisan.
- Menghargai
dan menghormati hasil karya orang lain, dengan mencantumkan namanya secara
jelas jika mengutip pendapatnya.
Ciri-ciri tulisan ilmiah murni:
- Menggunakan
format baku. Pada dasarnya terdiri atas; pembukaan, pembahasan, dan
penutup.
- Menggunakan
bahasa baku, sesuai dengan kaidah kebahasaan, EYD, dan relatif terkesan kaku.
- Banyak
menggunakan istilah khusus, istilah ilmiah atau asing/latin sesuai bidang
ilmu masing-masing yang hanya dipahami
oleh orang-orang di dalam disiplin ilmu bersangkutan.
- Orang awam
relatif kesulitan memahami, tetapi mudah terpahami oleh mereka yang memang
berkecimpung dalam disiplin ilmu bersangkutan.
Sistematika penulisan karya ilmiah murni pada
umumnya meliputi:
- Judul/title. Hendaknya judul dibuat
singkat, jelas, menggambarkan isi tulisan.
- Lembar
pengesahan.
- Persembahan
dan kata mutiara.
- Kata
pengantar.
- Daftar isi.
- Abstrak/ringkasan
tulisan.
- Pendahuluan:
a. Latar
belakang masalah.
b. Identifikasi
masalah
c. Pembatasan
masalah.
d. Rumusan
masalah.
e. Tujuan
penelitian.
f. Manfaat
penelitian.
- Kajian
teori
- Metodologi
penelitian
- Hasil
penelitian dan pembahasan.
- Penutup
(kesimpulan, implikasi, dan saran).
- Daftar
pustaka
- Lampiran
- Daftar
riwayat hidup penulis.
KARYA
ILMIAH POPULER
Yaitu tulisan yang bersifat ilmiah dan ditujukan
bagi masyarakat umum. Oleh karena itu, penyajiannya dilakukan dengan
menggunakan bahasa popular yang lebih mudah dimengerti masyarakat luas.
Pada dasarnya, karya ilmiah popular tetap harus
memperhatikan prinsip-prinsip dasar sebagai sebuah karya ilmiah. Antara lain;
- harus
jujur,
- seimbang/tidak
berat sebelah,
- tertib,
- jelas,
ringkas, dan tepat dalam pemaparannya.
- Sedikit
perbedaan terletak pada penggunaan bahasa yang relatif harus lebih mudah
dipahami (tidak terlalu banyak menggunakan kutipan, dan tanpa menggunakan
catatan kaki).
- Selain itu,
karya ilmiah popular diuraikan mulai dari bagian yang penting bergerak ke
bagian yang kurang penting, guna mengantisipasi kemungkinan terjadinya
pemotongan naskah oleh redaktur media massa.
- Meski
terbatas pembahasannya harus tetap mendalam. Hal ini dapat dilakukan
dengan memperkaya materi melalui kegiatan membaca sebanyak mungkin.
- Meski harus
tetap memperhatikan kaidah penggunaan bahasa baku, hindari bahasa
baku yang kaku, tak perlu
menggunakan kata/istilah/kalimat yang muluk-muluk, tetapi penuturannya
teratur, ringan, sederhana, serta mudah dipahami oleh khalayak luas,
bahkan yang tidak memiliki dasar pengetahuan dasar tentang tema sekalipun.
Agar tulisan (dalam media massa) mudah dipahami:
- Usahakan
kalimatnya pendek-pendek.
- Kalimat
sederhana dan tidak berbelit-belit.
- Pilih
kata-kata atau istilah umum yang akrab dengan pembaca, seefektif mungkin
menggunakan istilah ilmiah.
- Saat
menulis, posisikan diri seperti sedang bercakap-cakap dengan pembaca.
- Usahakan
menyentuh langsung pengalaman pembaca.
- Bertuturlah
secara fariatif dengan gaya bahasa yang menarik dan komunikatif.
- Menulislah
untuk mengungkapkan, bukan untuk mengesankan (hindari istilah2
ilmiah/latin/asing sedapat mungkin).
- Jika perlu,
gunakanlah ilustrasi berupa bagan, gambar, maupun contoh.
- Hindarkan
penggunaan kata dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya, karena
hanya menunjukkan kemalasan anda.
Pola-pola penulisan.
- DAM-D:
Duduk perkara-Alasan-Misal-Duduk perkara. Pola ini cocok untuk menguraikan
topik tentang ranah nilai, arti, fungsi, manfaat sesuatu hal.
- DSD:
Dahulu-Sekarang-Depan/yang akan Datang. Biasanya digunakan untuk
menceritakan bagaimana sesuatu ditanggapi, dipahami, ditaati/dilakukan
pada masa dahulu, sekarang, dan
kemungkinannya di masa depan.
- PM-HT:
Perhatian-Minat-Hasrat-Tindakan. Pola ini tepat untuk menulis naskah
pidato, sambutan, wajangan, atau kampanye. Dimaksudkan untuk menggugah
perhatian, membangkitkan minat/hasrat, dan mengobarkan semangat dalam
rangka membangkitkan kemauan pembaca untuk bertindak.
- 5W-1H: What-Who-Where-When-Why-How.
Berita-berita dalam surat kabar biasa menggunakan pola ini.
- TAS:
Tesis-Antitesis-Sintesis. Pola ini sesuai untuk menyusun proposal. Diawali
dengan penyajian ide dari dua segi yang berlawanan; kebaikan-keburukan,
kelebihan-kekurangan, untung-rugi, lalu diikuti dengan pandangan penulis
tentang alternative jalan tengah yang dapat ditempuh.
- Introduksi
(pendahuluan)-Pengembangan (pembahasan)-Kesimpulan (penutup). Biasanya
digunakan dalam penulisan essay.
PENULISAN
BUKU PELAJARAN
Prinsip pokok dalam penulisan buku pelajaran adalah,
buku disusun untuk siswa bukan guru. Dengan demikian, buku harus mudah dibaca,
dipahami, dan membantu studi siswa. Buku
sebagai alat untuk mempermudah pemahaman, mudah diingat, dimengerti, dan
diterapkan oleh siswa. Karena itu, sangat perlu memperhatikan aspek-aspek
psikologis.
Yang harus diperhatikan dalam menulis buku
pelajaran.
- Bahan apa
yang disyaratkan untuk mata pelajaran bersangkutan. Meliputi; apa yang
harus diketahui, apa yang sewajarnya diketahui, dan apa yang dapat
diketahui. Penyajiannya harus memperhatikan alur; yang sederhana diikuti
yang rumit, yang lama dilanjutkan yang baru, yang konkret baru yang
abstrak , yang umum dilengkapi dengan yang detail.
- Ciri khas
proses belajar /mengajar.
- Sistem yang
diperlukan agar bahan bersangkutan dapat dipahami dengan baik.
Strategi Menulis Buku Pelajaran.
- Pahami
kurikulum yang berlaku.
- Kumpulkkan
bahan/materi dan kuasai sepenuhnya.
- Anggap
seperti menulis sekumpulan artikel, satu bab sama dengan satu artikel,
sehingga tidak menguras tenaga maupun waktu.
- Tulis
dengan urutan topik yang paling disukai/dikuasai/benar-benar dipahami
terlebih dahulu, dan fokus pada topik tersebut.
- Jika telah
selesai 5-8 artikel, tinjau kembali. Urutkan secara sistematis sesuai
dengan kurikulum atau rangka buku pelajaran. Koreksi kembali isi artikel,
buatlah kesinambungan antara artikel satu dengan yang lain.
- Tambahkan
bab pengantar/latar belakang dan penutup sebagai tambahan.
Daftar Pustaka :
Sarwoko, Tri Adi. 2007. Inilah Bahasa Indonesia
Jurnalistik. Yogyakarta: Andi
Thobroni, M 2008. Asyiknya Prosa Fiksi. Yogyakarta:
Pustaka Insani Madani
Panuju, Redi Drs, M.Si. 2005. Panduan Menulis untuk
Pemula. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Keraf, Gorys. 2002. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Gie, The Liang. Terampil Mengarang……….
Wibowo, Wahyu.2005. 6 Langkah Jitu tulisan Makin
Hidup. …………………..
Badudu, Js. 1992. Cakrawala Bahasa Indonesia II. Jakarta:
Pustaka Gramedia Utama,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar