Tujuan
utama inovasi di sekolah ialah untuk meningkatkan kualitas sekolah dan
membangun budaya unggul dalam hal penampilan terbaik, sikap terbaik dan
prestasi terbaik. Sekolah yang berkualitas terbaik dapat dipastikan didalamnya
proses belajar mengajar efektif, prestasi hasil belajar siswa tinggi, para guru
memanfaatkan waktu dengan baik untuk melaksanakan tupoksinya.Bagaimana strategi
kepala sekolah mengimplementasikan inovasi kearah itu di sekolah?
Rasional
Pembahasan tema inovasi seakan
tidak cukup dalam periode atau skala tertentu. Inovasi sering dilakukan mulai
dari skala personal, kelembagaan, bahkan kebijakan. Inovasi dalam dunia
pendidikan telah banyak dilakukan, banyak kajian dan strategi bagaimana inovasi
dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan adaptif sesuai dengan tuntutan
dan kebutuhan jaman. Kenyataan, pada tataran tugas pokok dan fungsi kepala
sekolah, prosedur strategis dalam melakukan inovasi di bidang pendidikan di
sekolah sangatlah komplek. Kajian ditingkat lembaga pendidikan sudah sering
dilakukan , meskipun demikian saat ini kualitas pendidikan di tanah air belum
mencapai prestasi yang serempak ( Deni Darmawan, 2012 : 1).
Problem yang dihadapi seorang
kepala sekolah memang sangat kompleks. Arah kebijakan kepala sekolah selalu dikepung
oleh berbagai macam tantangan. Tantangan tersebut muncul baik dari pemerintah
berupa instruksi atau regulasi-regulasi yang harus dilaksanakan maupun
penyimpangan internal guru dan siswa. Tidak jarang kelompok masyarakat atau komite sekolah dan
atau pihak yayasan menuntut peningkatan kualitas hasil pendidikan di sekolah. Ada saja unsur guru ataupun TU yang tidak mau
untuk berubah. Ketidakmauan untuk menerima inovasi dipandang sebagai kegagalan
seorang pimpinan dalam melakukan komunikasi (Wursanto. 2003 : 176).
Hal ini dibutuhkan kepala sekolah
yang memiliki kepemimpinan yang mantap, konsisten, dan produktif disela-sela
berbagai macam tantangan dan permasalahan. Agar kepala sekolah dapat
melaksanakan program inovasi dengan efektif dalam menghadapi berbagai macam
tantangan perlu kepemimpinan yang dapat diteladani dan cerdas menentukan
strategi yang jitu. Ada tiga unsur agar kepala sekolah dapat diteladani, yaitu
pertama, kesiapan untuk dinilai dan dievaluasi, kedua memiliki kompetensi
minimal dan ketiga memiliki integritas ( Furqon Hidayatulloh, 2009 : 106).
Esensi kepemimpinan menurut Edwin a
locke ( 1997 : 9-12) ada 4 kunci keberhasilan, yaitu ; 1) memiliki motif
(motives) dan bakat (traits), 2) memiliki pengetahuan, keahlian dan kemampuan,
3) memiliki visi, dan 4)
mengimplementasikan visi. Dalam poin 4 inilah kepala sekolah dalam menerapkan
visi sekolah harus mampu mendorong perubahan, adanya inovasi dan siap mengambil
resiko. E. Mulyasa dalam bukunya Menjadi Kepala Sekolah
Profesional (2009: 7), menegaskan bahwa menjadikan visi menjadi aksi mencakup
perencanaan ( planning),
pengorganisasian (organizing),
penggerakkan (actuating) dan
pengawasan (controlling) sebagai
suatu proses.
Inovasi Pilihan
Rumusan harus jelas inovasi yang
akan diterapkan. Ada beberapa pertanyaan penuntun untuk mempermudah membuat
pilihan dan keputusan tentang inovasi apa yang harus di pilih dan dilakukan untuk meningkatkan mutu sekolah;
1.
Apakah secara pribadi
menggunakan cara pendekatan komunikasi 2 arah dalam memberi motivasi kepada
guru dan karyawan , siswa, orang tua murid dan warga masyarakat untuk mencari cara yang tepat guna
meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar ?
2.
Adakah kebutuhan siswa,
guru dan TU yang saat ini belum dilayani oleh program sekolah?
3.
Data apa yang telah
dimiliki untuk membantu memberi motivasi perlu adanya inovasi ?
4.
Bagaimana menentukan
inovasi yang mungkin dapat diterapkan dan mudah menanganinya sesuai dengan
situasi di sekolah?
5.
Langkah positif yang mana untuk menekan oposisi yang
dimungkinkan muncul jika mengadakan inovasi?
Setelah diyakini bahwa berdasar
pertanyaan penuntun inovasi yang dipilih sudah cocok dan tepat, maka gunakan
strategi dalam menerapkan inovasi tersebut. Sistim keyakinan harus dibangun melalui
berbagai upaya atau strategi yang diarahkan pada terwujudnya cita-cita atau
visi sekolah.
Manajemen
Strategi
Penyusunan
manajemen strategi dapat dilakukan dalam tiga tahap, yaitu diagnosis,
perencanaan dan penyusunan dokumen rencana (E. Mulyasa, 2009 : 222). Tahap diagnosis dimulai dengan pengumpulan
berbagai informasi perencanaan sebagai bahan kajian. Tahap perencanaan dimulai
dengan menetapkan visi dan misi. Tahap yang ketiga penyusunan dokumen rencana
strategis dilakukan sejak saat pengkajian. Rencana strategis yang dirumuskan
sebagai pilihan inovasi dalam jabaran visi misi harus dijadikan sebagai pedoman
oleh warga sekolah.
Implementasi
manajemen strategis menurut Judson masih
dalam E. Mulyasa ( 2009 : 223) ada lima
langkah penting, yakni pertama, menganalisis dan merencanakan perubahan
(inovasi); kedua, mengkomunikasikan inovasi; ketiga, mendorong inovasi;
keempat, mengembangkan inisiasi masa transisi; dan kelima, mengkondisikan
kondisi baru dan tindak lanjut.
Berdasar
penyusunan dan implementasi manajemen strategi di atas, kepala sekolah merujuk
jabaran strategi tersebut sebagai model inovasi di sekolah. Tidak menutup
kemungkinan adanya pengembangan ataupun penyederhanaan langkah agar lebih
fleksibel dengan situasi dan kondisi di sekolah.
Strategi Inovasi
Sebenarnya inovasi di sekolah akan
mudah diterapkan jika kepala sekolah, guru, TU, siswa dan warga sekolah lainnya
mau untuk melakukan. Merubah sekolah sebenarnya merubah orang yang berada di
sekolah. Untuk itu dibutuhkan strategi sebagai berikut :
1.
Tujuan diadakannya
inovasi perlu disosialisasikan, dimengerti dan diterima oleh guru, TU, siswa, komite
sekolah, orang tua/wali siswa dan masyarakat. Harus dikemukakan dengan jelas dan
logis mengapa perlu ada inovasi. Usaha untuk memperjelas informasi pentingnya inovasi ini perlu
mendayagunakan segala fasilitas yang ada.
2.
Motivasi positif dan penyampaian secara bijak harus digunakan untuk memberi rangsangan dan
ketertarikan agar mau menerima inovasi. Motivasi dengan ancaman tidak akan
berhasil. Kepandaian menganalisa tujuan serta potensi hasil inovasi sangat
diperlukan untuk memberi motivasi yang tepat. Hal ini juga tanpa mengabaikan
adanya perbedaan individual.
3.
Harus diusahakan agar
individu ikut berpartisipasi dalam mengambil keputusan inovasi. Guru, TU, siswa
dan orang tua /wali siswa diberi kesempatan ikut berperan dalam mengambil
keputusan menerima atau menolak inovasi.
4.
Diprogramkan adanya
evaluasi keberhasilan inovasi. Kejelasan tujuan dan cara menilai keberhasilan
penerapan inovasi, merupakan motivasi yang kuat untuk mereview pelaksanaan
inovasi lebih baik.
Di samping itu, perlu diperhatikan
juga tentang prosedur pelaksanaan program, hendaknya fleksibel. Artinya jadwal
kegiatan disusun dengan memperhatikan perbedaan individual baik dalam kemampuan,
kesigapan dan kesibukan. Meminjam istilah manajemen terkenal dengan pendekatan
PERT (program, evaluation, review,
technique).
Pengalaman sekolah lain yang telah
menerapkan inovasi dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijaksanaan pelaksanaan inovasi di sekolah. Meskipun penentuan akhir harus
berdasar kondisi dan situasi di sekolah sendiri.
Ada sepuluh hal, menurut Udin
Syaefudin Sa’ud dalam bukunya Inovasi Pendidikan (2009 : 78) yang dapat dipakai
untuk melancarkan penerapan inovasi di sekolah, yaitu ;
1.
Gunakan guru penasehat.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, dan setiap kelompok memiliki guru
penasehat sendiri. Guru penasehat akan membantu siswa dalam melaksanakan
program belajarnya.
2.
Sediakan pilihan (option). Dalam pengelolaan program
belajar perlu disediakan berbagai macam pilihan baik mengenai waktu ataupun
cara belajarnya. Makin banyak pilihan
berarti makin melayani adanya perbedaan individu anak.
3.
Mengembangkan material
(bahan media). Sebagai konsekuensi dengan adanya pilihan cara belajar perlu
dikembangkan berbagai macam media pembelajaran.
4.
Merevisi dan mereview
kurikulum. Dalam pelaksanaan dengan menggunakan mini courses (kursus singkat) atau in house training (IHT). Materi dalam berbagai aspek kurikulum baik
tentang perencanaan, pelaksanaan, penilaian pembelajaran dan tindak lanjut.
5.
Tempat belajar nyaman.
Agar siswa dapat belajar dengan tenang perlu disediakan tempat-tempat belajar
khusus dalam dan sekitar gedung yang ada. misalnya dibuatkan ruang terpat
belajar sendiri, tempat belajar kelompok dan laboratorium mata pelajaran.
6.
Buatlah jadwal yang
fleksibel. Tidak harus semua kegiatan dengan jadwal yang sama. Untuk pelajaran
yang banyak menggunakan latihan/praktik perlu waktu yang lebih lama dari
pelajaran yang hanya dengan ceramah dan sebagainya.
7.
Lingkungan sebagai
sumber belajar. Banyak keadaan atau alam yang ada di sekitar dapat
didayagunakan sebagai sumber belajar. Siswa diberi tugas untuk mengamati dan mengadakan wawancara
dengan warga masyarakat dalam melakukan kegiatan belajar.
8.
Diadakan penilaian
program penerapan inovasi.
9.
Diadakan penilaian dan
pelaporan hasil belajar siswa. Dengan laporan dapat diketahui sejauh mana hasil
penerapan inovasi terhadap peningkatan prestasi belajar siswa.
10.
Dibuat team supervisi.
Untuk mengawasi kegiatan dibuat team yang setiap anggota bertugas untuk
mengawasi bidang tertentu, keamanan, ketertiban, kebersihan, dan sebagainya.
Kepala sekolah dapat mencurahkan kepada kegiatan pembelajaran.
Kesimpulan
Pendidikan sangat berat menghadapi
tantangan perubahan jaman. Seorang pimpinan pendidikan dalam hal ini kepala
sekolah harus melakukan langkah yang strategis, yaitu :
1.
Kepala sekolah harus
benar-benar memahami apa yang perlu dilakukan untuk perbaikan sekolahnya.
2.
Kepala sekolah harus
menghayati kenyataan bahwa inovasi memang perlu diadakan untuk perbaikan
3.
Kepala sekolah harus
yakin bahwa memang sekolah ini tepat
untuk menerapkan inovasi.
4.
Kepala sekolah harus
banyak mencurahkan waktu dan tenaganya baik untuk kegiatan di sekolah, di luar
sekolah, dan di masyarakat guna membangun jejaring. Tidak mungkin inovasi akan
berhasil jika kepala sekolah hanya duduk manis di kantor.
DAFTAR PUSTAKA
Deni Darmawan.
2012. Inovasi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Edwin A. Locke
& Associates. 2002. Esensi Kepemimpinan. Jakarta : Mitra Utama
Hidayatullah, M.
Furqon. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas.
Surakarta : Yuma Pustaka.
Mulyasa., E.
2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : PT Remaja Rosda Karya
Udin Syaefudin
Sa’ud. 2009. Inovasi Pendidikan. Bandung : CV Alvabeta
Wursanto. 2003.
Dasar-dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar