Total Tayangan Halaman

Senin, 27 Juli 2015

FOCUSED GROUP DISCUSSION (FGD)

a.       Hakekat FGD
Hasil gambar untuk GAMBAR fgd
Tugas pengawas satuan pendidikan mencakup pengawasan atau supervisi administrasi dan pengelolaan (manajerial) sekolah sekaligus supervisi akademik atau pembelajaran. Ditjen PMTK dalam Materi dasar Diklat Pengawas (2008: 18-21) merekomendasikan metode dan teknik  supervisi manajerial meliputi monitoring dan evaluasi, refleksi dan focused group discussion, metode Dhelphi dan workshop. Terkait kajian mendalam pengembangan KTSP di satuan pendidikan, peneliti menggunakan teknik focused group discussion (FGD).

FGD adalah suatu metode riset yang oleh Irwanto (1988:1) didefinisikan sebagai “suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok”. Dengan perkataan lain FGD merupakan proses pengumpulan informasi bukan melalui wawancara, bukan perorangan, dan bukan diskusi bebas tanpa topik spesifik. Focused group discussion (FGD) dapat dikatakan sebagai metode atau teknik dalam mengevaluasi, cek dan ricek ataupun memecahkan secara terfokus. Dengan teknik ini secara runtun akan terkoreksi kelemahan dan kekurangan karena berbagai pendapat dan masukan dari peserta FGD saling melengkapi. Dengan FGD akan cepat diperoleh solusi dan bisa jadi adanya temuan-temuan baru dan sekaligus penjelasannya, yang mungkin tidak terdeteksi jika menggunakan teknik lain. Intinya, menurut Morgan and Kruger (1993: 9), FGD sangat cocok untuk suatu studi yang bertujuan “to generate theories and explanations” .

b.      Fungsi FGD
Fungsi dari FGD adalah untuk mengembangkan pemahaman dan menyatukan pandangan KS, stakeholder atau Tim Pengembang Kurikulum (TPK) sekolah mengenai realitas kondisi (kekuatan dan kelemahan) sekolah, serta menentukan langkah-langkah strategis maupun operasional yang akan diambil untuk memajukan sekolah. Peran pengawas dalam hal ini adalah sebagai fasilitator sekaligus sebagai narasumber apabila diperlukan. Melalui pendekatan itu memungkinkan memperoleh informasi:
1)      yang bersifat kualitatif yang bermutu dalam waktu yang relatif singkat,
2)      bersifat sangat lokal dan spesifik, dan
3)      diyakini tidak dapat diperoleh secara menyeluruh akar permasalahan melalui pendekatan survei dan wawancara individu.

c.       Teknik  FGD
     Persiapan FGD yang perlu diperhatikan adalah menentukan jumlah peserta, tempat, pengaturan tempat duduk, perlengkapan, notulen dan fasilitator/moderator. Peneliti dalam FGD bertindak sebagai moderator yang tugas utamanya memimpin diskusi sehingga dapat belangsung lancar. Sebagai moderator peneliti tidak akan berpihak termasuk terhadap dirinya, melainkan memperlakukan peserta secara setara.
     Dalam studi ini FGD tidak terlalu bebas dalam arti harus diarahkan untuk memperoleh informasi sesuai dengan studi yang dikehendaki secara subjektif. Di sini dibutuhkan keterampilan substantif yaitu  tidak lain dari pada kemampuan untuk “mendengarkan dengan baik”. Untuk memperoleh kemampuan itu moderator dituntut untuk memiliki sejumlah keterampilan khusus yaitu: (a) keterampilan untuk melakukan klarifikasi terhadap apa yang disampaikan peserta FGD, (b) keterampilan untuk melakukan refleksi terhadap pernyataan peserta FGD, (c) keterampilan memberikan motivasi dan probing yakni mengupayakan agar peserta meneruskan cerita dan membangun kesan bahwa moderator tertarik untuk mendengarkan, dan (d) keterampilan untuk mengembangkan sensitivitas (Irwanto, 1998:19-23).
     Maka dapat dikemukaan bahwa teknik yang dapat dilakukan pada waktu melaksanakan FGD antara lain :
1.      Klarifikasi.
Sesudah peserta menjawab pertanyaan, fasilitator dapat mengulangi jawaban peserta dalam bentuk pertanyaan untuk meminta penjelasan yang lebih lanjut.
2.      Reorientasi.
Agar diskusi hidup dan menarik, teknik reorientasi harus efektif. Fasilitator dapat menggunakan jawaban seorang peserta untuk ditanyakan kepada peserta lainnya.
3.      Motivasi
Keterampilan mendorong untuk mengemukakan pendapat secara luas, memancing dengan penawaran masalah terkait. Memberi apresiasi terhadap komentar, tanggapan, masukan dari peserta.
4.      Mensiasati Peserta yang dominan.
Apabila ada peserta yang dominan, maka fasilitator harus lebih banyak memperhatikan peserta lain agar supaya mereka lebih berpartisipasi. Dapat juga dilakukan dengan tidak memperhatikan orang yang dominan tersebut sehingga tidak mendorongnya untuk mengeluarkan pendapat atau jawaban. Apabila tidak berhasil maka secara sopan fasilitator dapat menyatakan kepadanya untuk memberi kesempatan pada peserta yang lain untuk berbicara.
5.      Mensiasati Peserta yang diam.
Agar peserta yang diam mau berpartisipasi, maka sebaiknya memberikan perhatian yang banyak kepadanya dengan selalu menyebutkan namanya dan mengajukan pertanyaan.
6.      Penggunaan gambar atau foto.

Dalam melakukan FGD, fasilitator dapat menggunakan alat peraga atau media seperti foto atau gambar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar