Guru
Kepala Drona mondar-mandir di pusat perbelanjaan tengah kota. Tas ranselnya
gembung, digendong di dada. Asistennya, Togog mengekor ke manapun langkah
atasannya sambil menengok kanan kiri.
Setelah beberapa kali terlihat hanya termangu-mangu di depan pintu toko,
keduanya masuk toko alat musik. Tak butuh waktu lama, puluhan gitar, belasan
pianika, dan seperangkat drum dikemasi oleh pelayan, untuk kemudian didikirim.
Drona dan Togog manggut-manggut sambil tersenyum puas saat menyodorkan segepok
uang di depan kasir.
Tak
lama kemudian keduanya masuk toko alat olah raga. Seperangkat alat fitness
dicoba. Sesaat terlihat Drona menimbang-nimbang dalam benaknya, lalu
menggeleng. Matanya menyapu setiap sudut toko yang tak terlalu luas itu.
Puluhan bola voly, bola kaki, bola basket dan bola tenis segera diminta untuk
dikemas. Beberapa perangkat alat tenis meja dan badminton pun dibungkus. “Alhamdulillah, misi kita selesai Pak Togog.
Nanti semua langsung dikirim ke padepokan. Kita tinggal susun laporan,” ujar
Drona lagi sambil menepuk-nepuk tas di dadanya yang sudah kosong. Lagi-lagi
Togog hanya mengangguk-angguk, tersenyum puas.
Langkah
berikutnya masuk kedai bakso. Dua mangkok bakso special dipesan, komplit dengan
es teh manis pelepas dahaga.
“Guru
Drona belanja besar-besaran. Sebanyak itukah kebutuhannya?” sapa Bagong yang
ternyata sudah lebih dulu duduk di bangku sebelah mereka, bersama Romo Semar.
“Eh, Bagong dan Romo Semar, to? Sedang belanja jugakah?” Drona balik
bertanya. Namun tanpa menunggu jawaban, ia kembali berkata, “Iya, sebentar lagi
tutup tahun. Dana BOS dari Dewa Guru untuk padepokanku masih tersisa banyak. Daripada
harus dikembalikan, lebih baik dihabis-habiskan, bukan? Apa saja dibeli, yang
penting dananya ndak sisa.”
“Wah,
kalau begitu, sebenarnya Padepokan Guru Drona ini sudah ndak terlalu butuh BOS. Buktinya bisa sampai sisa banyak, lalu
akhirnya cuma seperti dihambur-hamburkan, saja tanpa pertimbangan matang tentang
manfaatnya,” tanya Bagong setelah menelan sesendok bakso.
“Ya,
soalnya kan sayang kalau dana yang sudah diberikan itu dikembalikan? Entah
dipakai atau tidak, setidaknya barang-barang itu bisa digunakan oleh para
cantrik,” jawab Drona enteng.
“Eh..eh..eh. Apakah semua pimpinan
padepokan berpikir begitu? Bukankah Gusti Alloh berseru, “Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang yang miskin,
anak yatim, dan orang yang ditawan [Q.S.
Al-Insan:8].” Lebih bermanfaat bagi umat,” sela Romo Semar terlalu datar.
Bagong
manggut-manggut. Guru Drona dan Togog saling pandang, terus menunduk menyantap
bulatan bakso spesial pesanannya.
Miladiyah Susanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar