Memaknai
Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei 2014 tidak lepas dari historis sosok
Soewardi Soerjaningrat akan idealisme, semangat, dedikasi, nasionalisme
dan pariotisme di ranah pendidikan tanah air. Semboyan yang ia bangun, Ing ngarso sung tulodho ing madya mangun
karso, tut wuri handayani memiliki pesan luas dan dalam apabila dicermati
untuk ditindaklanjuti.
Figur
guru ada indikasi mengalami pergeseran makna, krisis kepercayaan dan krisis
dedikasi. Oleh karena itu perlu adanya semangat 2 Mei sebagai ajang total
refleksi diri seorang guru. Guru harus memahami betul tugas pokok dan
fungsinya, tahu kewajiban, bidang garapan dan kode etik. Guru sekarang harus
sanggup menemukan kembali jati dirinya secara hakiki sehingga layak untuk dapat
predikat digugu lan ditiru, kinerja
optimal dan hasil maksimal (bermutu).
Dalam
rangka berbenah menyongsong implementasi
kurikulum 2013, semua pihak terkait, khususnya guru harus sigap, antusias
menghadapi perubahan. Pemerintah telah merencanakan tahun pelajaran 2014/2015
penerapan kurikulum 2013 untuk jenjang SD/MI
pada kelas 1, 2, 4 dan 5, jenjang SMP/ MTs pada kelas 7 dan 8 dan jenjang SMA/MAN/SMK
pada kelas 10 dan 11. Guru jangan sampai apatis dan pesimis. Semangat dan
semboyan Ki Hajar (Soewardi
Soerjaningrat) harus menjadi benggala perubahan mindset guru. Pengembangan
Kurikulum 2013 sebagai jawaban tuntutan jaman, adalah langkah lanjutan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Drs. Purwadi Santoso, M. Hum. selaku kepala Dinas Pendidikan kabupaten Banyumas
yang notabene penasehat Majalah INFO
Education, dalam momen rapat koordinasi di depan para pengawas SD, SMP, SMA
dan SMK mengamanahkan agar bapak ibu guru di sekolah binaan masing-masing untuk
lebih siap menerapkan kurikulum 2013, wajib membaca dan memahami regulasi kurikulum
2013 sebagai berikut :