A. BAHASA JURNALISTIK
1. Pada
dasarnya harus tetap memperhatikan kaidah baku bahasa Indonesia.
2. Penulisannya
pun harus berpedoman pada kaidah EYD.
Kekhasan bahasa jurnalistik:
Mengingat fungsinya sebagai penyampai informasi
dengan sasaran masyarakat pembaca yang bersifat umum dan kompleks, bahasa
jurnalistik/ media massa lebih mendekati
bahasa sehari-hari. Dengan demikian lebih memudahkan penyampaian
berita/informasi dan lebih komunikatif. Kekhasannya dibandingkan bahasa baku
antara lain:
1. Lebih
sederhana, mudah dipahami, teratur, dan efektif (Jus Badudu, 1992:62).
2. Singkat,
padat, sederhana, jelas, lugas, dan menarik (Rosihan Anwar, 1984:1).
3. Diksi/pilihan
kata khas karena adanya upaya ekonomi kata, kekhasan pengalimatannyang ditandai
oleh pemendekan kaliman (Anton M. Muliono, 1994).
Posisi bahasa jurnalistik di dalam ragam bahasa
bersifat medial atau berada di tengah-tengah. Di antara ragam baku – santai,
antara ragam tulis– lisan.
Jika bahasa baku ingin menjadikan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa modern yang setara dengan bahasa lain di dunia, bahasa
jurnalistik memerlukan pengungkapan diri secara modern agar lebih mudah diterima/ komunikatif.
Bahasa jurnalistik hampir sama dengan bahasa sastra.
Kesamaannya terletak pada adanya kemerdekaan pengungkaan. Oleh karena itu, ia
menjadi lebih informative, enak dibaca dan indah.
Bahasa jurnalistik merupakan cerminan bahasa
masyarakat, karena yang dipakai adalah bahasa yang hidup/dipakai oleh masyarakat
sasarannya.
Bahasa media massa/jurnalistik dipakai sebagai model
penggunabahasa (Harimurti Kridalaksana,
2000). Oleh karena itu, media massa mampu membentuk/mempengaruhi opini
masyarakatnya.
Dinamika kehidupan bahasa Indonesia tidak dapat
dilepaskan dari dinamika kehidupan social politik. Bahasa Indonesia tidak dapat
lepas dari perupahan masyarakatnya. Oleh karena itu terjadi perubahan dalam
berbahasa Indonesia. Bahkan kata-kata yang popular dalam masyarakat akan segera
muncul dan sah dipakai oleh media massa, demikian pula sebaliknya.
B. EJAAN /TATA TULIS MEDIA MASSA
Pada dasarnya tetap mengikuti kaidah EYD. Beberapa
tambahan yang biasa ada;
- Dalam
pemenggalan kalimat, usahakan untuk tetap menuliskan secara utuh nama
orang/perusahaan/instansi. Kendala/kesalahan pemenggalan kata dalam media
massa terkendala teknik/computer yang menggunakan kaidah pemenggalan
bahasa Inggris yang system penyukukataannya berbeda dari bahasa Indonesia.
- Huruf
besar/capital. Selain pemakaian sesuai EYD kekhasan penggunaan huruf capital
di media massa antara lain;
a. Untuk
penulisan caption/teks foto dengan menggunakan huruf capital seluruhnya.
b. Kata
pertama paragraph pembuka/teras pembuka (Gamma, Tempo, Gatra, Info Bank, Forum
Keadilan, Ekskekutif).
c. Seluruh
huruf baris pertama paragraph pemuka (Tajuk, Matra).
- Huruf
miring, biasa dipakai oleh media massa untuk;.
a. Menuliskan
semua nama media massa.
b. Nama
kapal/pesawat.
c. Judul/tema
seminar/pameran.
d. Menuliskan
nama kantor berita.
e. Menuliskan
pertanyaan dalam tulisan yang berbentuk tanya jawab.
f. Menuliskan
nama rubric dan nama program acara di TV.
- Huruf
tebal. Penggunaannya tidak diatur di dalam EYd, tetapi biasa dipakai oleh
media massa.
a. Untuk
menuliskan judul.
b. Untuk
pertanyaan dalam tulisan yang berbentuk tanya jawab.
c. Untuk
menuliskan nama tokok public dalam rubric tanya jawab. Seperti ; ‘Tokoh &
Peristiwa’ (Kompas) atau ‘Manusia-manusia’ (Republika).
d. Untuk
menuliskan nama penulis/pelopor dalam tubuh tulisan reportase.
e. Untuk
penulisan caption/teks foto.
f. Untuk
kod (teras berita dan penulisan subjudul).
C. PENULISAN JUDUL
- Pilih
kata-kata yang berkembang di masyarakat.
- Judul bukan
kalimat melainkan klausa.
- Jangan
membuang awalan pada kata-kata yang berbentuk pasif, karena akan
mempengaruhi perubahan makna.
D. ENAM LANGKAH JITU TULISAN MAKIN HIDUP
- Cermati
bahasa error (salah) dan bahasa bello
(cantik). Perhatikan kesatuan dan keutuhannya, pastikan tulisan
terjaga dalam satu tema/pikiran utama yang jelas, perhatikan
prisnip-prinsip pengembangan, tetap tunduk pada kaidah dan peka.
- Baca
kembali secara keseluruhan tulisan yang telah selesai. Lihat relasi
antarkalimat. Kalimat harus kohesif; referensial, substitusi, ellipsis,
konjungsi, kecermatan diksi.
- Perhatikan
ejaan, kata klise, dan kontaminasi. Edit baris demi baris. Cek kembali
fakta dan pahamibetul narasumber; kutipan nama, kutipan pendapat maupun
catatan kaki. Edit kata-kata
redundan dan kontaminasi.
- Rangsang
pembaca dengan tekstur dan konteks. Perhatikan ragam kalimat yang dipakai.
Pastikan pula kalimat anda selalu efektif.
- Edit alinea
demi alinea dan jaga penalarannya.
- Hindari
pelecehan dengan memenuhi etiket wacana.
Sadari betul nilai rasa; konotasi, perluasan/penyempitan makna,
ameliorasi, peyorasi, dan metafora. Katakana sesuatu dengan humor jika perlu.
BIBLIOGRAFI
Wibowa, Wahyu. 6 Langkah
Jitu Tulisan Makin Hidup. Jakarta:
2005.
Panuju, Redi Drs.
Panduan Menulis untuk Pemula.
NS, Sutarno Drs.
Menulis yang Efektif. Jakarta: Sagung seto, 2008.
A Sayuti, Suminto dkk.
Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar