Total Tayangan Halaman

Jumat, 05 April 2013

MENYOAL HARI JADI BANYUMAS



            Penetapan hari jadi Banyumas sejak 1990, berangkat dari seminar pada 14 November 1989, bahwa tanggal 6 April 1582 adalah hari kelahiran Banyumas, masih menyisakan silang pendapat. Hal ini berlatar keminiman dan ketiadaan sumber atau data sejarah kelahiran daerah tersebut.  Pemakalah ternyata  tidak mampu menyajikan/menemukan prasasti penetapan hari lahir daerah itu. Fakta otentik yang sering dicari adalah prasasti zaman Hindu dan Buddha.
             Jadi, apa yang disimpulkan  Prof Dr Sugeng Priyadi M.Hum, guru besar Ilmu Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto, bahwa penetapan tanggal itu sebagai hari jadi tidak tercantum dalam data mana pun sejarah Banyumas, bahkan tidak lebih dari hasil perkiraan yang tidak mendasar.
              Lebih lanjut Profesor yang mendalami sejarah Banyumas ini menyatakan bahwa sulit untuk menerima pendapat bahwa peringatan sejarah hari jadi semata-mata simbolis,  mengingat peristiwa sejarah selalu bersifat faktual. Jika hari jadi tiap 6 April itu diperingati, tetapi tidak berdasar fakta sejarah maka kita memperingati hari jadi yang konyol. Lagi pula, peristiwa sejarah tidak sama dengan peristiwa sastra yang memang sering dibuat dalam bentuk simbol.
Simbol yang dibuat tanpa fakta sejarah akan menjadikan hari jadi seperti  dongeng. Sejarah dalam kehidupan manusia mempunyai fungsi penting sebagai refleksi masa depan berdasarkan hari ini supaya hari esok jauh lebih baik.
             Seminar yang dipakarsai Paguyuban Kerabat Mataram pada 21 Februari 2005 yang menyatakan alternatif hari jadi adalah 27 Ramadan 978 H atau 22 Februari 1571, mendasarkan berbagai sumber sejarah, belum bisa disikapi secara kritis. Apalagi keputusan  mengenai hari jadi sudah ditetapkan melalui Perda Nomor 2 Tahun 1990 dan telah diundangkan dalam Lembaran Daerah Seri D Nomor 4 Kabupaten Banyumas tanggal 28 Mei 1990.
Berjuang terus Prof……! semoga sejarah Banyumas lebih terang benderang.


 
PARA ADIPATI/ BUPATI
DI KABUPATEN BANYUMAS

1.   R. Djoko Kaiman / R. Djoko Semangun/ R. Adipati Warga Utama II mendapat julukan Adipati Marapat tahun 1582.
2.   R. Ngabehi Mertasura I/ R. Adipati Djanah I tahun 1583 – 1600.
3.   R. Ngabehi Mertasura II / R. Adipati Djanah II, dijuluki R. Ngabehi Kaligethuk, tahun 1601-1620.
4.   R. Adipati Mertajoeda I / R. Ngabehi Bawang, tahun 1620 – 1650.
5.   R. Tumenggung Mertajoeda II, R.T Mertanegara/ R.T. Kokoem/ R.T. Seda Mesjid, nama paringan R. Tumenggung Joedanegara I tahun 1650 – 1705.
6.   R. Tumenggung Soeradipoera, tahun 1743-1749.
7.   R. Tumenggung Joedanegara II/Raden Bagus Mali Gondokusumo/Tumenggung Seda Pendapa, tahun 1708 – 1743.
8.   Raden Tumenggung Reksaprodjo, tahun 1743-1749.
9.   R. Tumenggung Joedanegara III/Raden Bagus Konting mertawidjaja, tahun 1749 – 1755, kemudian diangkat menjadi Patih kasultanan Yogyakarta dengan gelar Kyai Raden Adipati Arya Danoeredjo I.
10.  R. Tumenggung Joedanegara IV/ Raden Bagus Nganten Gondokusumo, tahun 1755 – 1780.
11.  R. Tumenggung Tedjakusuma tahun 1780-1788, beliau bukan darah Banyumas tetapi berasal dari Mangkunegaran Surakarta, mendapat sebutan Tumenggung Kemong.
12.  R. Tumenggung Joedanegara V/Raden Bagus Gondikusumo tahun 1788-1816. Setelah beliau, Kabupaten Banyumas dibagi menjadi dua wilayah yaitu Kasepuhan dan Kanoman, masing-masing diperintah oleh kepala wilayah dengan sebutan Wedana Bupati/Wedana Adipati.
13.  a. R. Adipati Tjokrowedono tahun 1816 – 1830, beliau berasal dari Surakarta Wedana Bupati Kasepuhan membawahi daerah Adiredja, Adipala, Purwokerto sebagian daerah Kabupaten Panjer atau Kebumen, sebagian Kabupaten Banjarnegara.
b.  R.T. Mertadiredja/ R. Adipati Brotodiningrat tahun 1816-1830, Wedana Bupati Kanoman membawahi daerah Panjer/ Kebumen, sebagian Banjarnegara.
      14. Raden Tumenggung /Kanjeng Pangeran Adipati Aria Mertadiredja II tahun 1831 – 1832, mendapat julukan ”Bupati Padang”   kemudian dipindah menjabat Bupati Purwokerto yang sebelumnya berkedudukan di Ajibarang.
      15. R. Adipati Tjakranegara I tahun 1832-1864 (keturunan Kasepuhan), tidak menjabat Wedana Bupati
      16. R. Adipati Tjakranegara II/ Kanjeng Gendajakan, tahun 1864-1879 (keturunan Kasepuhan),
      17. Kanjeng Pangeran Adipati Arya Mertadiredja III, sebelumnya menjabat Bupati Purwokerto pada tahun 1860-1879. Pada tahun 1879-1913 dipindah menjabat sebagai Bupati Banyumas. Mendapat bintang jasa emas ”Ridder en Officer van Oranje Nassau”
Masa pemerintahannya paling lama, 53 tahun. Beliau wafat tanggal 19 Maret 1927, dimakamkan di Kalibagor, 2 km sebelah barat kota Purwokerto.
      18. Kanjeng Pangeran Adipati Arya (KPAA) Gandasubrata, tahun 1913-1933.
      19. Raden Adipati Arya (RAA) Soedjiman Gandasubrata, tahun 1933-1950.
      20. Raden Moh. Kaboel Poerwodiredjo, tahun 1950-1953.
      21. Raden Boediman, tahun 1954-1957.
      22. M. Miroen Prawirodiredjo, tanggal 30/1 1957 sampai 15/12 1957.
      23. R. Bayi Noentoro, mulai tanggal 16/12 1957 sampai masa pengembangan jabatan Kepala Daerah di samping jabatan Bupati.
      24. Raden Soebagijo, tahun 1960-1966.
      25. Let. Kol. Inf. Soekarno Agung, tahun 1966-1972.
      26. Kol. Inf. Poedjadi Djaring Bandajoeda, tahun 1972-1978.
      27. Kol. Inf. R.G. Roedjito, tahun 1978-1988.
      28. Kol. Inf. Djoko Sudantoko, tahun 1988-1998.
      29. Kol. HM. Aris Setiono, SH., SIP., tahun 1998-2008.
      30. Drs. H. Mardjoko, MM, tahun 2008-2013.
      31. Ir. Achmad Husein, April 2013 – 2018.










           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar