Guru
Kepala Drona mondar-mandir di pusat perbelanjaan tengah kota. Tas ranselnya
gembung, digendong di dada. Asistennya, Togog mengekor ke manapun langkah
atasannya sambil menengok kanan kiri.
Setelah beberapa kali terlihat hanya termangu-mangu di depan pintu toko,
keduanya masuk toko alat musik. Tak butuh waktu lama, puluhan gitar, belasan
pianika, dan seperangkat drum dikemasi oleh pelayan, untuk kemudian didikirim.
Drona dan Togog manggut-manggut sambil tersenyum puas saat menyodorkan segepok
uang di depan kasir.
Tak
lama kemudian keduanya masuk toko alat olah raga. Seperangkat alat fitness
dicoba. Sesaat terlihat Drona menimbang-nimbang dalam benaknya, lalu
menggeleng. Matanya menyapu setiap sudut toko yang tak terlalu luas itu.
Puluhan bola voly, bola kaki, bola basket dan bola tenis segera diminta untuk
dikemas. Beberapa perangkat alat tenis meja dan badminton pun dibungkus. “Alhamdulillah, misi kita selesai Pak Togog.
Nanti semua langsung dikirim ke padepokan. Kita tinggal susun laporan,” ujar
Drona lagi sambil menepuk-nepuk tas di dadanya yang sudah kosong. Lagi-lagi
Togog hanya mengangguk-angguk, tersenyum puas.