Total Tayangan Halaman

Minggu, 17 Agustus 2014

BELAJAR DARI LAGU DOLANAN




 JUJUR KUNCI KEBERHASILAN
Oleh  : Amin Hidayat, M.Pd.


Dhondong apa salak, duku cilik-cilik
Ngandhong apa mbecak, mlaku thimik-thimik
Artinya :
Buah kedondong atau buah salak, buah duku kecil-kecil           
Naik bendi/dokar atau naik becak, jalan kaki pelan-pelan

Syair tembang di atas ternyata memiliki filosofi luar biasa, bila dicermati menyuguhkan aspek pendidikan karakter. Penanaman karakter yang dibalut dalam lagu dolanan ini sudah dikenalkan sejak dini, karena lagu ini sangat popular pada dunia anak-anak. Hanya saja si anak kurang bisa memaknainya. Makna simbolis buah kedondong itu luarnya /kulitnya halus, namun dalamnya/ isinya kasar atau berduri. Melambangkan luarnya baik, sopan, halus budi pekerti, namun sejatinya hatinya jahat, busuk. Orang seperti ini bersifat jelek, munafik,  tentunya ditekankan pada anak untuk tidak dipilih dan ditiru. Sebaliknya buah salak itu luarnya kasar tetapi dalamnya halus. Melambangkan orang berperangai kasar namun memiliki hati yang lembut, baik. Ini lumayan namun tidak usah untuk dipilih. Keduanya baik kedondong maupun salak antara luar dan dalam tidak sama, maka keduanya tidak dipilih. Akan tetapi yang dipilih adalah buah dukuh, walaupun kecil-kecil namun keadaan luar maupun dalam sama halus. Mungkin tidak semanis/selezat kedondong ataupun salak. Dukuh tersebut menggambarkan jiwa atau hati yang bersih/jujur, yang digambarkan antara luar dan dalam sama, berarti ia memiliki integritas yang tinggi. Seseorang yang mempunyai integritas yang tinggi dapat digambarkan sebagai satunya kata dan perbuatan.

Jumat, 15 Agustus 2014

“Bismillaah..laailahaillallooh.”.




Tuhan Yang Agung hadir dalam jiwa, saat bibir bergetar mengucap asmaNYA, memurukkan kesombongan yang selalu mengangkang ke dasar kesadaran tentang kuasaNYA, menafikan segala yang indah terlihat mata, mengais puing damai di tengah masyarakat hedonis.
Itu juga yang sedang dipraktikkan Gareng, Petruk, dan Bagong belakangan ini, atas nasihat Romo Semar, bapak sekaligus guru tunggal bagi mereka. Ketiganya, juga anak-anak batur lainnya, tak pernah berkesempatan belajar dari guru-guru terbaik di berbagai padepokan seperti para majikan. Guru utama bagi mereka hanyalah alam. Lalu sang Romo yang sejatinya adalah salah satu dari dua mahaguru, sesekali menasihati, menunjukkan sejarah sebagai palajaran, atau menyentil jika mereka nakal. Kini, mereka sedang diajak melakukan meditasi.
Kawah Candradimuka yang menjadi pusat pendadaran terhebat di negeri ini masih bergolak. Bukan oleh ketatnya persaingan para cantrik yang berpacu menguasai berbagai teknik ilmu tingkat tinggi, melainkan karena sistemnya berantakan. Kong kalingkong Begawan korup seperti Drona dan seorang makelar bernama Sengkuni, telah mengacaukan tatanan lembaga keilmuan, menebarkan prasangka dan kebencian di antara para cantrik bangsawan. Mereka juga membentangkan jalan terjal penuh onak duri bagi anak-anak Semar dan batur lainnya, yang tidak memungkinkan bagi mereka sampai di pusat pendadaran bernama Kawah Candradimuka seperti para majikan.

Ramadhan Berlalu

Ramadhan tlah berlalu, fitrah yang dipuja terasa ragu. Akankah dapat menjamah kembali Ramadhan ke depan untuk meraih mimpi yang putih? Sebatas lapar dan dahaga dari ramadhan ke ramadhan yang baru kugapai, betapa merugi, kesempaatan emas lagi-lagi tahun ini tlah berlalu.Ya Alloh bimbinglah, tunjukkilah kami ruang gerak yang nyaman, aman dan tenang. Setenang jabang bayi ternina bobo tanpa dicemari dengkur.

Ramadhan merupakan resep jitu bagi segala penyakit jasmani dan mental umat. Barang siapa bisa mengambil rahasia mujarab Ramadhan, sekiranya akan memperoleh 10 manfaat sebagai obat merajut komuniasi secara vertikal maupun horisontal.